TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muncul Gerakan Penyelamatan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang diinisiai sejumlah tokoh dan kader partai berlambang Kabah itu.
Juru bicara Gerakan Penyelamatan PPP Rusli Effendi mengklaim, sebagian Besar Pengurus Harian (PH) DPP PPP 2016-2020 dan simpatisan PPP kaget dan kecewa melihat hasil Muktamar IX dan susunan pengurus harian DPP PPP.
Diketahui, Mukatamar IX yang digelar di Makassar, Sulawesi Selatan Desember tahun lalu itu memilih Suharso Monoarfa sebagai Ketua Umum DPP PPP 2020-2025.
"Mencermati dan nenilai proses dan hasil Muktamar IX serta susunan pengurus DPP PPP 2020-2025, para senior, ulama PPP, tokoh pejuang partai, sebagian besar Pengurus Harian DPP 2016-2020 dan simpatisan PPP tersentak kaget dan penuh penasaran serta sangat kecewa melihat Hasil Muktamar IX dan susunan pengurus harian DPP PPP," kata Rusli dalam konferensi pers di Resto Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Selasa (9/2/2021).
"Karena meninggalkan kader-kader pejuang partai yang punya dedikasi sudah teruji, serta tidak pula mencerminkan unsur- unsur fusi sesuai dengan sejarah PPP," lanjutnya.
Baca juga: Suharso Yakin Kepengurusan PPP Mampu Gaet Kaum Milenial
Bahkan, kata Rusli, terdapat pengurus harian yang merupakan pasangan suami Istri.
Menurut Ketua DPP PPP 2016-2020 itu, hal tersebut tidak sesuai dengan semangat reformasi susunan pengurus dan kontradiktif.
"Sehubungan hal-hal tersebut banyak komponen tokoh senior dan kader partai melakukan silaturahmi sebagai bagian tanggung jawab moral dan panggilan sejarah untuk berkontribusi dan menyelamatkan PPP untuk menghadapi Pemilu 2024 serta tetap terus berkhidmat pada ummat, bangsa dan negara sebagai Partai Islam yang didirikan para ulama," ucapnya.
Turut hadir dalam konferensi itu Ketua Gerakan Penyelamat PPP yang juga Ketua DPP PPP 2016-2020 Rudiman, dan beberapa pengurus DPP PPP (2016-2020) lainnya, yakni Makmun Halim dan Achmad Mustaqim, Mukhlisin (Wabendum PPP 2016-2020), Maryam Tawil, dan Joko Krismianto (Wasekjen PPP 2016-2020).