News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kepala BP2MI Teteskan Air Mata Saat Jemput Kepulangan Tiga Pekerja Migran Sakit dari Taiwan

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Ramdhani sempat meneteskan air mata saat menjemput kepulangan tiga Pekerja Migran yang mengalami sakit dari Taiwan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang Banten, Jumat (19/2/2021). / Humas BP2MI

Eni berharap, setibanya di Indonesia dapat melakukan isolasi mandiri di rumah atau melakukan perawatan lanjutan.

PMI sakit lainnya Siti Sumarni asal Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Ia mengalami sakit Acute Myeloid Lymphoma (AML) atau Leukimia Myeloid Akut.

PMI Siti telah menjalani perawatan dan kemoterapi di National Taiwan University Hospital selama 55 hari, sejak 23 Desember 2020-17 Februari 2021.

Selama menjalani perawatan, PMI telah melakukan 6 kali tindakan medis.

Pada 17 Februari 2021, Siti diperbolehkan meninggalkan rumah sakit dan melakukan persiapan kepulangan ke Indonesia.

Ia juga telah menerima seluruh hak-haknya dan biaya kepulangannya ditanggung pengguna.

PMI ketiga atas nama Arif Hidayat asal Planjan Kesugihan, Cilacap, Jawa Tengah.

Arif yang bekerja di Home Industry pembuatan tangki air mengalami sakit luka bakar.

Kejadian tangki terbakar berawal ketika Arif sedang melakukan pengecatan bagian dalam tangki.

Tiba-tiba yang bersangkutan pingsan di dalam tangki karena menghirup aroma cat dalam waktu yang lama.

Saat itu juga, majikan mencoba membantu dengan masuk ke dalam tangki, tetapi ikut pingsan.

Meskipun, rekan pekerja membantu menolong dengan mengelas tangki untuk membuat lubang, tetapi percikan api mengenai campuran cat yang mengakibatkan tangki meledak.

Arif dan majikannya langsung dibawa ke Kaohsiung Hospital untuk mendapatkan perawatan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini