Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasca pemerintah menyampaikan ditemukannya strain baru virus corona (Covid-19) di Indonesia yang berasal dari Inggris dan disebut B117, Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman pun memberikan tanggapannya.
Ia tidak menampik bahwa akan muncul banyak strain baru virus SARSCoV2 (Covid-19) pada 2021 ini.
Menurutnya, jika ada negara yang memiliki wilayah maupun masyarakat yang tidak disiplin dalam menerapkan kebijakan protokol kesehatan seperti Testing, Tracing dan Treatment (3T) secara optimal, maka negara tersebut akan berpotensi memperburuk pandemi yang sudah ada.
Termasuk jika tidak menerapkan 5M seperti Mencuci tangan, Memakai masker, Menjaga jarak minimal 2 meter, Membatasi mobilitas dan interaksi serta Menjauhi keramaian.
Baca juga: Pemerintah Konfirmasi Mutasi Covid-19 dari Inggris Sudah Masuk Indonesia
"Pada 2021 ini kita akan menghadapi periode munculnya banyak strain baru SARSCoV2. Semakin telat suatu negara atau wilayah merespons dengan 3T dan 5M yang optimal, maka semakin besar potensi perburukan pandeminya," ujar Prof Dicky, kepada Tribunnews, Selasa (2/3/2021).
Ia menyebutkan langkah yang bisa dilakukan suatu negara dalam mengantisipasi kemunculan strain baru virus ini.
Mulai dari menerapkan 3T dan 5 M hingga melakukan penguatan surveilans Influenza Like Illness (ILI) dan Genomic.
"Yang harus dilakukan untuk antisipasi hadapi strain baru SARSCoV2 adalah serius lakukan 3T dan isolasi karantina, disiplin 5M, vaksinasi tepat sasaran, Penguatan surveilans ILI, Genomic," kata Prof Dicky.
Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan bahwa Indonesia telah menemukan mutasi baru SARSCoV2 yang disebut B117.
"Kalau 1 tahun yang lalu kita menemukan kasus 01 dan 02 Covid-19, tadi malam saya mendapatkan informasi bahwa dalam tepat 1 tahun hari ini, kita menemukan mutasi B117, UK mutation di Indonesia," kata Dante, dalam webinar Peringatan 1 Tahun Covid-19 yang digelar Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN), Selasa (2/3/2021).