TRIBUNNEWS.COM - Simak berita populer nasional Tribunnews selama 24 jam terakhir.
Konflik internal Partai Demokrat semakin meruncing, terlebih setelah tujuh kader dipecat secara tak hormat.
Hal ini diungkapkan pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, tak hadir dalam vaksinasi Covid-19 pengurus MUI pada Rabu (3/3/2021).
Dirangkum Tribunnews, berikut ini berita populer nasional yang dapat Anda simak:
Baca juga: Nama Ridwan Kamil Terseret Konflik Demokrat, Disebut-sebut Jadi Calon Ketum Gantikan AHY
Baca juga: Setahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, PKS: Pemerintah Bingung, Rakyat Jadi Korban
1. Kesaksian Pendiri Demokrat soal Keterlibatan SBY dalam Partai
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyambangi kediaman para pendiri partai Demokrat pada Selasa (2/3/2021).
AHY didampingi Sekjen Partai Demokrat, Teuku Riefki Harsya, bersilaturahmi dengan tokoh pendiri Partai Demokrat antara lain Prof. Subur Budhisantoso, Umar Said, Wayan Sugiana, Ifan Pioh, Vera Rumangkang, dan Steven Rumangkang.
AHY mengatakan, pertemuan tersebut adalah inisiatif bersama untuk merespon gaduhnya suara oknum-oknum yang mengaku-ngaku sebagai pendiri partai Demokrat dan meniadakan peran Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang notabene adalah pendiri dan penggagas Partai Demokrat.
Menurut AHY, oknum-oknum diduga gerakan bersama mantan kader dalam Gerakan Pengambilalihan Kekuasaan - Partai Demokrat (GPK-PD).
"Dalam diskusi sambil makan siang bersama, saya mendengar langsung dari para tokoh tersebut bahwa klaim-klaim yang disampaikan oleh oknum-oknum tersebut tidak benar."
"Pak SBY adalah tokoh pendiri dan penggagas Partai Demokrat," kata AHY dalam postingan akun Instagram pribadinya @agusyudhoyono, dikutip pada Rabu (3/3/2021).
"Tokohnya Demokrat ya Pak SBY. Bahkan, mereka menambahkan nama partai dan warna bendera partai pun semuanya adalah ide dan inisiasi Pak SBY," imbuhnya.
AHY menambahkan, tokoh pendiri pun menegaskan bahwa mereka mengecam gerakan GPK-PD, apalagi KLB.