TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M Faqih menuturkan, pengendalian Covid-19 di Indonesia masih menemui banyak kendala.
Satu di antaranya karena adanya faktor pasien tanpa gejala atau asimptomatik.
Terlebih, data terbaru yang ada menunjukkan penularan virus Covid-19 dapat melalui aerosol atau udara.
"Yang paling sulit adalah mengendalikan orang-orang yang asimtomatis."
"Kajian dalam jurnal ilmiah kesehatan internasional menyebutkan, penularan dapat terjadi tanpa disadari karena satu dari tiga orang bisa bersifat asimptomatik."
"Sementara kita masih mengalami kesulitan untuk mendeteksi itu," kata Daeng, dalam diskusi daring bertema "Refleksi 1 Tahun Pandemik Covid-19", Rabu (10/3/2021).
Baca juga: Antisipasi Covid-19, PB IDI: Proteksi Masker Perlu Diperkuat
Baca juga: Polemik Vaksin Nusantara, Ketua Umum PB IDI Angkat Bicara
Daeng menjelaskan, penularan Covid-19 melalui aerosol tidak hanya batuk atau bersin.
Tetapi, bernafas normal dan berbicara juga dapat menularkan virus.
Bahkan, Daeng juga mengingatkan, penularan Covid-19 melalui aerosol lebih sulit dihindari karena melayang di udara.
"Penularan secara aerosol ini lebih luar biasa, karena lebih kecil ukurannya dari droplet."
"Kalau yang lebih besar dari aerosol dia pasti jatuh, yang aerosol ini melayang di udara," ungkap Daeng.
Ia juga menyebut penularan Covid-19 melalui aerosol umumnya tidak disadari oleh penderitanya.
Baca juga: Kasus Mutasi Virus Corona B117 Kembali Ditemukan, Terdeteksi di 5 Provinsi Indonesia
Baca juga: Kemenkes : Vaksin Covid-19 Masih Efektif Terhadap Mutasi Corona B117
Padahal, meski tidak bergejala, virus mempunyai kemampuan untuk menular, sama seperti pasien bergejala.
Untuk itu, ia menganjurkan agar masyarakat menggunakan masker berstandar medis dan menjaga kebersihan udara di dalam ruangan.
Hal itu sebagai rekomendasi awalnya untuk mewaspadai penularan virus dari pasien tanpa gejala.
Masker Sesuai Standar Ampuh Lindungi Diri dari Virus
Di sisi lain, Daeng juga merekomendasikan agar masyarakat menggunakan masker sesuai dengan standar medis.
Ia menyebut penggunaan masker yang baik dan benar sangat penting untuk mengindari penularan virus corona hingga 90 persen.
Meskipun, masih ada kemungkinan keluarnya droplet hingga 10 persen saat memakai masker dalam jangka waktu panjang.
"Pemakaian masker yang sesuai (masker bedah, N95, KN 94, KF 94) dapat melindungi hingga 90 persen penularan dan tertular," ujar Daeng.
Terlebih saat berada di tempat umum, Daeng sangat menganjurkan agar masyarakat memakai masker.
Sebab, sebuah laporan penelitian menunjukkan bahwa 5-80 persen kasus positif Covid-19 tidak memiliki gejala.
"Hal ini akan menjadi penyulit dalam pengendalian karena tidak mungkin setiap hari semua orang dites," ungkapnya.
Sementara, untuk mengendalikan pandemi ini, Daeng mengajak agar masyarakat ikut bekerjasama untuk taat protokol kesehatan.
Baca juga: Para Ahli Khawatirkan Hewan X Bisa Simpan Virus Mematikan yang Memicu Pandemi Selanjutnya
Baca juga: Bisakah Virus Corona B117 Dideteksi Tes PCR dan Ditangkal Vaksin yang Sudah Ada?
Dari kerjasama itu, Daeng mencontohkan, negara lain seperti China, Hong Kong, Taiwan dan Vietnam berhasil menurunkan laju penularan kasus.
"Tampak jelas bila masyarakat disiplin dan mampu bekerja sama, maka ini adalah hal penentu.
"Pemerintah harus benar-benar mengkaji profil Covid-19 saat ini, agar usaha mitigasi penyebaran Covid-19 yang telah diterapkan menjadi efisien dan efektif," pungkas Daeng.
(Tribunnews.com/Maliana)