News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menteri Tjahjo Minta ASN Tingkatkan Kualitas Lewat Ilmu Pengetahuan

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo saat menjadi pembicara dalam Webinar Kompas Talk dan Knowledge Sector Initiative (KSI) secara virtual di Kantor Kementerian PANRB, Jakarta, Selasa (16/3/2021). / Humas Kementerian PANRB

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo mengatakan, ilmu pengetahuan berperan penting dalam meningkatkan kualitas aparatur sipil negara (ASN).

Menurut Tjahjo, ilmu pengetahuan juga dapat digunakan dalam mendesain proses bisnis yang paling efisien dan efektif, terutama yang terkait dengan pelayanan publik.

Baca juga: PNS Penguji Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kini dapat Tunjangan Jabatan Fungsional

Hal itu disampaikan Tjahjo saat menjadi pembicara dalam Webinar Kompas Talk dan Knowledge Sector Initiative (KSI) secara virtual di Kantor Kementerian PANRB, Jakarta, Selasa (16/3/2021).

"Oleh karena itu, perlu dirancang suatu ekosistem pengetahuan dan inovasi untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan berbasis pengetahuan dan inovasi dapat tetap berlangsung dan mendukung pilar-pilar pembangunan," ujar Tjahjo Kumolo.

Baca juga: Seorang Oknum PNS di Madiun Nekat Curi Sabun Cuci Piring hingga Kecap di Toko, Totalnya Rp 497 Ribu

Menteri Tjahjo mengatakan, ASN apapun jabatan dan posisinya, mutlak harus menguasai dan mendasarkan setiap pekerjaannya pada ilmu pengetahuan.

Pendekatan penyusunan kebijakan berbasis bukti atau evidence based policy, tidak mungkin bisa dilaksanakan apabila ASN tidak menggunakan ilmu pengetahuan dalam memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat.

"Sudah saatnya, birokrasi pemerintah bukan lagi merupakan birokrasi tradisional dan konvensional namun sudah harus bertransformasi menuju pada birokrasi yang responsif, adaptif, dan berbasis IT," ujarnya.

Baca juga: Takut Jarum Suntik, PNS Ini Sembunyi dan Menangis Saat Hendak Disuntik Vaksin Covid-19

Sebagai Menteri PANRB, ia akan fokus pada peran dari Kementerian PANRB, khususnya di bidang sumber daya manusia aparatur dan kelembagaan dalam mengoptimalkan ekosistem pengetahuan dan inovasi.

Peran tersebut perlu dilakukan karena pada prinsipnya negara harus hadir dan menggerakkan seluruh elemen dalam ekosistem ilmu pengetahuan dan inovasi untuk saling berinteraksi dan berkolaborasi.

Penciptaan ekosistem pengetahuan dan inovasi harus dilakukan secara bertahap di lingkungan pemerintahan.

Selain itu, menurutnya, ASN juga dapat menjadi penggerak bagi masyarakat untuk menjadi inovatif.

"Jadi kuncinya pada menggerakkan dan mengorganisir, dan pemerintah mempunyai peran penting dalam proses menciptakan itu. Kementerian PANRB akan terus mendorong inovasi-inovasi di lingkungan-lingkungan sekecil apa pun yang ada," katanya.

Menteri Tjahjo juga menjelaskan interaksi dan kolaborasi tersebut dilakukan dengan memastikan peran dari ASN secara individu maupun oleh instansi pemerintah secara kelembagaan dapat berjalan dengan sinergis.

Untuk itu, kapasitas ASN dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan perlu ditingkatkan dan kelembagaan pemerintah perlu dirancang untuk menyokong inovasi yang dilakukan dari dalam maupun dari luar organisasi.

"Dengan berfungsinya ekosistem tersebut, maka negara khususnya pemerintah, dapat memanfaatkan hasil-hasil ilmu pengetahuan dan inovasi dalam perumusan kebijakan publik yang lebih efektif," jelasnya.

Dalam ekosistem pengetahuan dan inovasi, lanjutnya, terdapat empat elemen penting, yaitu pengguna pengetahuan (user), perantara pengetahuan (intermediary), produsen pengetahuan (producer) serta pemampu pengetahuan (enabler).

Saat ini, ASN menjalankan peran pada seluruh elemen tersebut. ASN sebagai pengguna pengetahuan terutama sebagai bahan penyusunan kebijakan dan pengambilan keputusan.

Maka dari itu, perbaikan tata kelola ilmu pengetahuan di Indonesia diharapkan akan turut serta mendukung dalam penyelenggaraan pemerintahan terutama dalam reformasi birokrasi. Kebijakan publik menjadi sarana untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik atau good governance.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini