TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88) Polri memindahkan 22 teroris yang ditangkap di Jawa Timur ke Jakarta pada Kamis (18/3/2021) kemarin.
Para teroris itu merupakan anggota kelompok Jamaah Islamiyah (JI), yakni jaringan terorisme yang bertanggung jawab atas berbagai kasus teror di Indonesia.
Beberapa di antaranya seperti Bom Bali 1 dan 2, kemudian ledakan di Hotel JW Marriot serta Ritz-Carlton di kawasan Mega Kuningan, Jakarta pada 2009.
Puluhan terduga teroris itu diringkus dalam operasi penindakan tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri selama sepekan antara akhir Februari dan awal Maret lalu.
Para teroris itu diringkus di sejumlah wilayah antara lain Kabupaten Sidoarjo, Kota Surabaya, Mojokerto, Malang dan Bojonegoro.
Mereka antara lain FA, FU, NA, SS, AY, TS, YA, RZ, BR, YP, EP, YT, AI, AS, RA, ZA, ME, IE, HS, AR, BS dan, HAB.
22 teroris itu diterbangkan dari Jawa Timur menggunakan pesawat Lion Air yang dikawal ketat Densus 88 dengan senjata laras panjang.
Di antara yang ikut dibawa adalah Fahim, yang diduga sebagai pimpinan kelompok tersebut.
Dari pantauan Tribunnews.com, pesawat yang membawa 22 teroris itu mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, sekitar pukul 12.00 WIB.
Para tersangka teroris itu kemudian turun dari pesawat di landasan apron Terminal Kargo Bandara Soekarno-Hatta.
Sosok Fahim yang diduga merupakan pimpinan kelompok itu turun paling terakhir. Ia tampak mengenakan sandal jepit berwarna hijau.
"Yang turun paling terakhir itulah si Fahim. Itu sering disebut kelompok Fahim. Fahim itu nama orang yang turun terakhir tadi," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Rusdi Hartono kepada wartawan di bandara Soekarno-Hatta.
Fahim turun dari pesawat dengan mata ditutup kain hitam dengan pengawalan tiga orang polisi.
Kakinya dirantai, sementara kedua tangannya diborgol.