News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ahli dari BMKG Bantah Teori Konspirasi Tsunami Aceh 2004 Rekayasa Amerika Gunakan Senjata Nuklir

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bencana gempa dan tsunami Aceh 2004. Beredar teori konspirasi yang menyebut tsunami Aceh adalah rekayasa Amerika Serikat menggunakan senjata nuklir. Ahli dari BMKG buat bantahan.

"Jika tsunami dipicu ledakan nuklir maka tidak ada rekaman gempa susulan yang sangat banyak yang terjadi hingga lebih dari setahun kemudian."

"Jika tsunami dipicu oleh ledakan nuklir, maka tidak akan ada rekaman gempa susulan tersebut hingga periode yang sangat lama," ujar Daryono.

Ketujuh, soal perubahan magnitudo.

Daryono mengungkapkan, adanya perubahan data magnitudo dan posisi episentrum gempa Aceh 2004 adalah hal biasa dalam analisis penentuan parameter gempa.

"Perubahan parameter gempa terjadi karena adanya pemutakhiran data akibat bertambahnya data seismik yang masuk dan digunakan untuk dianalisis oleh petugas di lembaga monitoring gempa."

"Makin banyak data gempa yang digunakan maka hasil parameter gempa makin stabil dan akurat hingga diperoleh hasil final."

"Demikian juga adanya perubahan episenter Gempa Aceh 2006, disebabkan oleh adanya proses rekahan pada sumbar gempa yang bertahap dan terjadi dalam kawasan yang memanjang dari barat Aceh hingga Kepulauan Andaman-Nicobar," ungkap Daryono.

Diketahui, teori konspirasi bencana tsunami Aceh kembali beredar di media sosial, seperti unggahan Instagram @knowledgethatyouneed.

Baca juga: Daftar 12 Gunung yang Berpotensi Sebabkan Tsunami di Indonesia, Aktivitasnya Diawasi 24 Jam

Diketahui, tsunami Aceh terjadi pada 26 Desember 2004, didahului gempa yang terjadi pada pukul 07.59 WIB.

Dikutip dari Kompas.com, tidak lama setelah itu, muncul gelombang tsunami yang diperkirakan memiliki ketinggian 30 meter.

Kecepatan gelombang tsunami mencapai 100 meter per detik, atau 360 kilometer per jam.

Gelombang besar nan kuat ini tidak hanya menghanyutkan warga, binatang ternak, menghancurkan pemukiman bahkan satu wilayah, namun juga berhasil menyeret sebuah kapal ke tengah daratan.

Sehari setelah kejadian, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bencana ini sebagai bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi.

Berdasarkan Kompas.com (26/12/2020), jumlah korban dari peristiwa alam tersebut disebut mencapai 230.000 jiwa.

Jumlah itu bukan hanya datang dari Indonesia sebagai negara terdampak paling parah, namun juga dari negara-negara lain yang turut mengalami bencana ini.

Berita lain mengenai bencana tsunami.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Kompas.com/Luthfia Ayu Azanella)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini