Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terjadi peristiwa ledakan di depan gerbang Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021) pagi.
Berdasarkan keterangan dari Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel) Irjen Pol Merdisyam, ledakan berasal dari seorang yang diduga melakukan aksi bom bunuh diri.
Sejumlah pihak mengutuk keras peristiwa teror yang mengakibatkan sembilan orang mengalami luka-luka, salah satunya DPP Gempar Indonesia.
Namun, pihaknya mengimbau kepada umat Kristiani agar tetap tenang dan tidak terprovokasi.
Baca juga: Jadi Saksi Nikah Kerabatnya saat Dapat Kabar Ledakan Bom, Walkot Makassar: Saya Bergegas ke Sini
"Kepada seluruh komponen masyarakat umat Kristen dan Katolik untuk tidak terprovokasi, tetap tenang serta tunjukkan kasih dalam berbagai keadaan sebagaimana yang diajarkan Yesus terhadap umat-Nya," ujar Sekjen Gempar Indonesia Petrus Sihombing dalam keterangannya, Minggu (28/3/2020).
Selain itu, pihaknya mendorong kepada Polri dan Badan Intelijen Negara untuk terus mengantisipasi kemunculan sel-sel terorisme agar peristiwa serupa tak terulang lagi.
Berikut kronologi ledakan bom Makassar:
Pastor Wilhelminus Tulak mengatakan perkiraan bom bunuh diri di Makassar pukul 10.30 wita.
“Persis selesai ibadah kedua, umat pulang yang lain masuk."
"Pelaku bom bunuh diri mau masuk ke gereja, ada pihak keamanan menahan mereka kemudian bom langsung meledak,” katanya dalam siaran langsung Kompas TV, Minggu siang.
Baca juga: Uskup Agug Makassar dan Para Pastor Paroki Katedral Dalam Kondisi Baik Pasca-Ledakan Bom Bunuh Diri
Pastor Wilhelminus Tulak menyebut ada dua pelaku berusaha masuk tapi ditahan di gerbang masuk Gereja Katedral.
“Saat ledakan, kaca semua pada hancur, kaca Hotel Singgasana hancur” katanya.
Ia menambahkan, ada korban luka-luka dalam insiden ledakan itu.