News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gejolak di Partai Demokrat

Paham Radikal Disebut Tumbuh Subur Era SBY, Wasekjen Demokrat Kubu AHY: Itu Fitnah

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan staf pribadinya Ossy Dermawan.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru bicara Partai Demokrat kubu Moeldoko, Muhammad Rahmad menyebut, paham radikalisme tumbuh subur pada masa kepemimpinan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Demokrat kubu Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut hal itu adalah fitnah.

Baca juga: Bantah Moeldoko Soal Ideologi Demokrat, Syarief Hasan: Kami Tetap Nasionalis-Religius

"Menurut saya, Rahmad telah menebarkan fitnah dengan mengatakan Partai Demokrat sebagai tempat berlindung kaum radikal. Termasuk pernyataan bahwa kepemimpinan SBY membiarkan radikalisme tumbuh subur di Indonesia," kata Wasekjen Partai Demokrat Ossy Dermawan kepada wartawan, Senin (29/3/2021).

Ossy mengatakan, pernyataan Rahmad itu dapat menyulut kemarahan, tidak hanya kader dan simpatisan Partai Demokrat namun juga rakyat Indonesia.

Baca juga: Teror Bom di Makassar, Moeldoko Mengaku Sudah Cium Bahaya Radikalisme di Indonesia

Dia menyampaikan, bahwa setiap masa ada tantangannya masing-masing.

Sebagai contoh, di era SBY, tantangan terberat saat itu adalah membasmi organisasi teroris Asia dan dunia yang bergerak di Indonesia seperti Jamaah Islamiyah yang berafiliasi dengan organisasi teroris internasional Al-Qaeda.

"Terbukti pemerintahan SBY mampu menghancurkan sel-sel teroris tersebut dan melumpuhkan serta menangkap aktor-aktor utamanya. Jadi, yang diselesaikan bukan hanya sekadar pembubaran Ormas lokal tapi membasmi organisasi teroris Asia dan dunia," ujarnya.

"SBY dan jajaran pemerintah juga berhasil menjaga keberagaman kehidupan yang majemuk di Tanah Air, baik dari segi agama, suku, dan etnis, dalam bingkai NKRI," imbuhnya.

Baca juga: Moeldoko: Saya Ini Orang yang Didaulat Untuk Memimpin Demokrat

Itulah mengapa pada tahun 2013, kata Ossy, SBY mendapatkan penghargaan sebagai negarawan dunia 2013  (World Statesman Award) dari Appeal of Conscience Foundation (ACF), sebuah organisasi yang mempromosikan perdamaian, demokrasi, toleransi, dan dialog antar kepercayaan yang berbasis di New York, Amerika Serikat.

Menurutnya, hal itu merupakan wujud apresiasi dunia terhadap kerukunan umat beragama di Indonesia semasa era pemerintahan SBY.

"Kami mendukung segala upaya Presiden Jokowi dalam menjaga keberagaman, kebhinekaan dan pluralisme Indonesia sehingga tercipta harmoni dan perdamaian di negeri ini. Yang terpenting segala tindakan harus didasarkan pada keadilan (justice) dan kebijaksanaan (wisdom)," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini