News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hari Film Nasional

Sejarah Hari Film Nasional 30 Maret dan Momentum 100 Tahun Kelahiran Usmar Ismail

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kamera film yang digunakan dalam pembuatan film nasional pertama Darah dan Doa (The Long March) oleh Usmar Ismail (Bapak Film Indonesia). Sejarah Hari Film Nasional 30 Maret dan Momentum 100 Tahun Kelahiran Usmar Ismail.

TRIBUNNEWS.COM - Hari ini, bertepatan dengan Hari Film Nasional ke-71, Selasa (30/3/2021).

Hari Film Nasional diperingati setiap tanggal 30 Maret.

Hal tersebut, dikarenakan tanggal 30 Maret merupakan hari pertama pengambilan gambar film Darah & Doa atau Long March of Siliwangi yang disutradarai oleh H. Usmar Ismail.

Dilansir Kemdikbud.go.id, pada Hari Film Nasional tahun ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan peringatan Hari Film Nasional ke-71.

Hari Film Nasional ke-71 kali ini sekaligus peringatan 100 tahun tokoh perfilman Indonesia H. Usmar Ismail.

Rangkaian kegiatan pun diselenggarakan baik secara daring maupun luring dengan memenuhi protokol kesehatan.

HARI FILM NASIONAL - Ketua Yayasan Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, Irwan Usmar Ismail, memotong tumpeng, yang menandai peringatan Hari Film Nasional ke 67 yang digelar di Gedung PPHUI, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (30/3). Sejarah Hari Film Nasional 30 Maret dan Momentum 100 Tahun Kelahiran Usmar Ismail. (Nur Ichsan/Wartakota/Wartakota)

Sejarah Hari Film Nasional

Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1999, setiap tanggal 30 Maret diperingati sebagai Hari Film Nasional.

Di mana pada 30 Maret 1950 untuk pertama kalinya sebuah film diproduksi oleh perusahaan Indonesia dan disutradarai oleh orang Indonesia, yakni Usmar Ismail.

Saat itu, diadakan pengambilan gambar pertama kali film “Darah dan Doa” pada 30 Maret 1950 .

Film karya Usmar Ismail ini bercerita mengenai “Long March" pasukan Divisi Siliwangi.

Letkol A.E. Kawilarang, Komandan Brigade II Suryakencana/Siliwangi yang sedang melancarkan perang gerilya di daerah Sukabumi-Bogor pada awal Februari 1948 menerima perintah Panglima Siliwangi.

Perintah tersebut, untuk memindahkan kekuatannya ke daerah Republik Indonesia di Jawa Tengah.

Meskipun kecewa, beliau menaatinya sebagai salah satu konsekuensi perundingan Renville.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini