Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terduga teroris Husein Hasny (HH) yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri di Jalan Raya Condet, Jakarta Timur, dikenal warga sekitar sebagai pribadi yang tertutup.
Pedagang sekitar rumah Husein, Adi (52) menyampaikan Husein tidak pernah beraktivitas di luar rumah bersama warga sekitar.
Bahkan, kata dia, Husein juga tidak pernah terlihat salat jumat di masjid sekitar rumahnya.
"Nggak pernah keluar pak orangnya. Jumatan aja gak pernah. Enggak tau dimana. Padahal ada dua masjid di sini enggak pernah keliatan," kata Adi.
Baca juga: TP3 Sebut Temuan Atribut FPI dari Terduga Teroris Jakarta-Bekasi Bagian dari Operasi Intelijen
Sejak awal, ia malah mengira keramaian di rumah Husein karena kasus sengketa tanah.
"Ramai disini kemaren, saya gak tau masalahnya teroris. Saya kira masalah tanah. Sengketa tanah. Udahlah biarin diambil (ditangkap) kata saya gitu," ujar dia.
Baca juga: Warga Baru Dengar Terduga Teroris Condet Adalah Eks Wakil Ketua Bidang Jihad FPI
Atas dasar itu, Adi tidak menyangka Husein ternyata diduga terlibat dalam dugaan tindak pidana terorisme. Selama ini, warga sekitar pun tidak pernah menaruh kecurigaan.
"Enggak ada yang mencurigakan karena tertutup. Saya sih disini udah lama. Kenal sih kenal. Tapi gak begitu dalam. Yang ngontrak situ aja pada nggak tau apalagi saya," tukas dia.
Peran pelaku dan kode 'Takjil'
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran membeberkan peran para pelaku terduga teroris tersebut.
ZA berperan sebagai pembeli bahan baku peledak, seperti aseton, HCL, termometer, dan aluminium powder.
Tak hanya itu, ZA pun berperan merakit bom.
Ia merakit bom berdaya ledak tinggi bersama AJ dan BS.
"(ZA) memberitahukan kepada saudara BS cara pembuatan dan cara mencampurkan cairan yang telah disiapkan tersebut," kata Fadil Imran di Mapolda Metro Jaya, Senin (30/1/2021).
Baca juga: Istilah Takjil Terduga Teroris Nyaris, Bom Berdaya Ledak Besar
Kemudian, dikatakan Fadil, BS selaku pembuat memberitahu kepada AJ.
"Menyampaikan kepada saudara AJ terkait dengan takjil. Mereka mengistilahkan dengan istilah takjil. Setelah dicampurkan yang akan menghasilkan bom dengan ledakan besar," katanya.
Ketiganya juga sempat mengikuti pertemuan dalam rangka persiapan-persialan melakukan teror dengan menggunakan bahan peledak.
Baca juga: Peran 4 Terduga Teroris Bekasi dan Condet, Istilah Takjil Jadi Kode untuk Pembuatan Bom
Kemudian HH yang ditangkap di wilayah Condet, Jakarta Timur memiliki peran sebagai perencana aksi teror.
"Saudara HH yang keempat ditangkap di Condet. ini yang memiliki peran cukup penting di dalam kelompok ini. Dia yang merencanakan, mengatur taktis, dan teknis pembuatan bersama dengan saudara ZA," kata Fadil.
HH, dikatakan Fadil, jiga hadir dalam beberala pertemuan-pertemyan untuk memprsiapkan kegiatan diduga terkai pembiayaan dan mengirimkan video tentang teknis pembuatan bom kepada tiga tersangka lainnya.
Atas perbuatannya para pelaku dijerat dengan pasal 15 jo pasal 7 dan atau pasal 9 UU nomor 5 tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dengan ancaman pidana minimal 15 tahun penjara.
Sosok HH
Warga di Kelurahan Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur mengungkap sosok HH.
HH diketahui memilik showroom mobil di Condet.
HH diketahui ditangkap di Showroom mobil bekas miliknya sekira pukul 10.30 WIB.
Sri Anita (47) seorang warga di sekitar lokasi mengatakan HH sebagai sosok yang baik meski jarang keluar rumah.
"Itu rumah yang di depannya jadi showroom mobil bekas. Dia kalau ketemu warga dia tanya. Orangnya baik sih, cuma jarang keluar. Jadi selama saya tinggal disini juga jarang lihat dia, paling keluar lagi pergi," ungkapnya.
Baca juga: Baju Bertuliskan FPI Hingga Buku Bergambar Habib Rizieq Disita dalam Penangkapan Terduga Teroris
Solihin, warga lainnya turut mengatakan hal senada.
Ia yang berbeda dua rumah dari terduga teroris turut mengakui jika keduanya merupakan sosok yang baik.
"Sering ketemu. Dia nanya juga. Bertegur sapa. Ya baik lah orangnya," ucapnya.
Selain itu, dari keterangan keduanya, terduga teroris kerap menggelar pengajian.
"Suka ada pengajian khusus laki-laki. Tapi bukan warga sekitar yang hadir dan enggak tahu dari mana," kata Anita.