Pernyataan Jenderal Bintang Dua tersebut merespon terduga teroris yang sudah berani masuk ke dalam Markas Besar Kepolisian RI di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan.
"24 jam Paspampres siaga. Tidak pernah menganggap situasi aman," kata Agus.
Personal dan kendaraan taktis kata Agus selalu disiagakan dalam mengantisipasi ancaman terhadap VVIP dan instalasi VVIP yang menjadi tugas pengamanan Paspampres.
Baca juga: Aksi Teror di Mabes Polri Nekat atau Terencana? Ini Analisis Ahli
Baca juga: Ada Penyerangan di Mabes Polri, Perlu Penanganan Tegas Penyebaran Doktrin Terorisme
"Personel, senjata, K 9, kendaraan, panser, melaksanakan pengamanan berlapis, antisipasi ancaman yang timbul," pungkasnya.
Pengetatan pengamanan juga dilakukan Polda Metro Jaya.
"Semua mako (markas komando) kepolisian Polda Metro Jaya kita perketat pengamanan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus.
Kata Yusri, pengetatan keamanan dimulai dari pintu masuk Polda Metro Jaya (PMJ). Dengan menyiagakan banyak personel bersenjata api laras panjang di depan pintu masuk.
Pengamanan bahkan menyasar pemeriksaan badan atau body check kepada setiap warga yang lalu lalang masuk keluar Polda Metro Jaya.
Hal itu kata dia sebagai upaya antisipasi adanya tindakan serupa seperti halnya di Mabes Polri.
"Kita antisipasi kejadian di Mabes Polri," ucap Yusri.
Rumah Digerebek
Sebuah rumah terduga teroris digerebek Densus 88 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat usai aksi penyerangan di Mabes Polri.
Kejadian penggerebekan rumah terduga teroris di Kabupaten Bandung tepatnya di Perumahan Sanggar Indah Banjaran tersebut, tidak lama setelah kejadian aksi teror di Mabes Polri.
Seorang warga mengatakan penghuni rumah tersebut, tertutup, jarang berinteraksi, dan tidak bersosialisasi dengan warga lainnya.