TRIBUNNEWS.COM - Simak berita populer nasional Tribunnews selama 24 jam terakhir.
Polmatrix Indonesia melakukan simulasi calon presiden 2024 dengan memasangkan Prabowo Subianto-Puan Maharani, Jusuf Kalla-Anies Baswedan, dan Ridwan Kamil-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dari hasil simulasi tersebut, Prabowo-Puan memperoleh suara terbanyak.
Sementara itu, aksi ZA menyerang Mabes Polri disebut Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo sebagai lone wolf.
Apa itu lone wolf?
Dirangkum Tribunnews, inilah berita populer nasional yang dapat Anda simak:
1. Simulasi Kandidat Capres 2024
Pilpres 2024 memang masih jauh. Namun sejumlah lembaga survei mulai mencari tahu tingkat elektabilitas tokoh-tokoh yang berpotensial maju di kontestasi nanti.
Dalam berbagai survei menunjukkan Prabowo Subianto menjadi calon presiden dengan elektabilitas tertinggi.
Baca juga: Menteri Pertahanan AS Telepon Menhan Prabowo Bahas Kerja Sama Bilateral Hingga Laut China Selatan
Baca juga: Survei SMRC: Elektabilitas Prabowo Subianto Tertinggi, Tapi Berat Jika Maju Pilpres 2024
Didukung oleh Partai Gerindra serta koalisi dengan PDIP, Prabowo berpeluang kuat memenangkan pemilihan presiden pada 2024 mendatang.
Baru-baru ini, hasil survei yang dilakukan Polmatrix Indonesia menunjukkan Prabowo berpasangan dengan Puan Maharani paling kuat di antara pasangan capres-cawapres lainnya.
Selain Prabowo-Puan, Polmatrix Indonesia juga memasangkan JK-Anies Baswedan dan Ridwan Kamil-AHY.
2. Reaksi Kubu Moeldoko setelah Hasil KLB Demokrat Ditolak
Pemerintah secara resmi telah menolak mengesahkan kepengurusan Partai Demokrat hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang yang menghasilkan Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko sebagai Ketua Umum.
Keputusan pemerintah itu disampaikan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly.
"Pemerintah menyatakan bahwa permohonan pengesahan hasil KLB di Deli Serdang ditolak," kata Yasonna, Rabu (31/3/2021).
Keputusan menolak kepengurusan Partai Demokrat hasil KLB keluar karena kelengkapan fisik yang diperlukan di antaranya berupa surat mandat dari Ketua DPD dan DPC tidak terpenuhi.
"Dari hasil pemeriksaan dan verifikasi terhadap seluruh kelengkapan fisik sebagaimana yang dipersyaratkan, masih ada kelengkapan yang belum dipenuhi, antara lain DPD dan DPC tidak disertai mandat dari Ketua DPD dan DPC," beber Yasonna.
Baca juga: KLB Kubu Moeldoko Ditolak, Reaksi Kakak Beradik Demokrat hingga Mahfud MD
Baca juga: Elektabilitas Masuk 4 Besar Versi Survei SMRC, Demokrat: Bukan Tidak Mungkin Kami Kalahkan PDIP
Padahal, kubu Moeldoko telah diberi waktu untuk memperbaiki sesuai peraturan yang ada.
Atas sikap pemerintah itu, Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan apresiasi.
Menurutnya, keputusan pemerintah itu bermakna tak ada dualisme kepemimpinan di Partai Demokrat.
"Saya tegaskan, tidak ada dualisme di tubuh Partai Demokrat," ucapnya.
"Ketua umum Partai Demokrat yang sah adalah Agus Harimurti Yudhoyono," tambahnya.
3. Orang Tua ZA Baru Sadar Putrinya Terpapar Paham Radikal
Orang tua ZA, M Ali dan Sutini, begitu terpukul dengan aksi yang dilakukan anak bungsunya menyerang Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (31/3/2021).
Keduanya baru menyadari ZA terpapar paham radikal setelah membuka akun Instagram putrinya tersebut.
Tetangga ZA, Tiuria Gultom (56), mengatakan setelah mendengar kejadian penyerangan di Mabes Polri yang membuat ZA meninggal dunia, para tetangga bertakziah ke rumah pelaku yang terletak di Gang Taqwa, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur.
Baca juga: Kesamaan Surat Wasiat ZA, Terduga Teroris Mabes Polri dan Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar
Baca juga: Sebut Aksi Teror di Mabes Polri dan Bom Makassar Punya Kesamaan, Mantan Napiter: Soal Pengkafiran
Saat bertakziah, Tiuria mengaku sempat bertemu dengan kedua orang tua ZA.
Ketika itu, kata Tiuria, terlihat wajah ayahnya M Ali dan ibunya Sutini begitu terpukul dengan kejadian tersebut.
"Kepada kami tetangganya mereka mengaku sangat kaget dan terpukul."
"Mereka tidak menyangka anaknya bisa melakukan tindakan seperti itu," ujar Tiuria kepada wartawan.
Kepada Tiuria, ayah ZA, M Ali, mengatakan anaknya berprilaku seperti biasa-biasa saja sebelum kejadian.
4. Apa Itu Lone Wolf?
Terjadi peyerangan di Mabes Polri pada Rabu (31/3/2021) sore.
ZA, si pelaku, seorang diri mendatangi Mabes Polri dan melepaskan tembakan pada sejumlah anggota yang berjaga.
Baca juga: Misteri Isi Map Warna Kuning yang Dibawa Terduga Teroris ZA Saat Serang Mabes Polri
Baca juga: Ayah ZA Yakin Ada Orang yang Mengajak Putrinya untuk Menyerang Mabes Polri
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan ZA adalah lone wolf yang berideologi radikal ISIS.
Hal ini tampak dari unggahannya di sosial media.
"Berdasarkan profiling maka yang bersangkutan adalah tersangka lone wolf yang berideologi radikal ISIS yang dibuktikan postingan di sosial media," terang Listyo, Rabu.
Lantas, apa itu lone wolf?
5. Demokrat Beri Kesempatan pada Moeldoko
Politikus Demokrat, Rachland Nashidik, menyebut, pihaknya memberi kesempatan Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko, untuk gabung dengan partainya.
Dengan syarat, Moeldoko berkeinginan menjadi anggota Demokrat di bawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Hal itu diungkapkan Rachland melalui akun Twitter-nya, setelah pemerintah secara resmi tolak Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat versi Moeldoko, Rabu (31/3/2021).
"Demokrat akan menerima dengan tangan terbuka bila KSP Moeldoko berkeinginan menjadi anggota Partai pimpinan Agus Yudhoyono," tulisnya, @RachlandNashidik, Rabu (31/3/2021).
Baca juga: Pengesahan KLB Partai Demokrat Kubu Moeldoko Ditolak Kemenkumham, Anissa Pohan Sujud Syukur
Baca juga: Pemerintah Tolak Kubu Moeldoko, Ketua DPC Demokrat Surabaya : Keadilan Masih Ada
Bahkan, kata Rachland, partainya akan bantu Moeldoko maju jadi Gubernur DKI Jakarta, jika ingin.
Ia menyebut, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Andi Arief lah yang akan membantu Moeldoko.
(Tribunnews.com)