Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nabil Aljufri, terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri mengungkapkan pertama kali terlibat dalam pembuatan bom aseton peroksida (TATP).
Pengakuan itu disampaikan Aljufri dalam video yang diterima awak media.
Awalnya, Aljufri mengaku sebagai simpatisan FPI sejak 2019 lalu.
Ia kemudian bergabung dengan jamaah pengajian Yasin Walatif.
Baca juga: Pengacara Rizieq Tegaskan Terduga Teroris HH Sudah Dikeluarkan dari FPI sejak 2017
Jamaah tersebut mayoritasnya merupakan simpatisan FPI dan Habib Rizieq Shihab.
"Saya atas nama Nabil Aljufri selaku simpatisan FPI tahun 2019. Saya mengetahui rencana pembuatan bom yang direncanakan Habib Husein Hasni dan kelompoknya yang merupakan anggota dan laskar FPI dan simpatisan FPI," kata Aljufri.
Aljufri menjelaskan dirinya pernah diperlihatkan sebuah video uji coba pembakaran bahan peledak oleh terduga teroris lainnya bernama Bambang Setiono di rumahnya di Bandung.
Baca juga: Terduga Teroris Maliq Akui Kumpulkan Infaq Untuk Beli Bom Aseton Peroksida
Setelah itu, Aljufri menyetujui untuk mencari dukungan pembuatan bom di DPW FPI Kabupaten Bandung.
Dengan perhitungan dana pembuatan bom senilai Rp 500 ribu.
"Saya menyetujui untuk mencari dukungan DPW Kabupaten Bandung atas nama ustaz Budi Setiawan dan memberitahukan (pembuatan) bom dengan dana Rp 500 ribu," ungkap dia.
Baca juga: Terduga Teroris Maliq Akui Beli Bahan Baku Aseton Peroksida Hingga Remot Peledak Bom
Lebih lanjut, Aljufri mengungkapkan alasan merencanakan merencanakan aksi pembuatan bom tersebut.
"Saya pernah menyampaikan kepada DPD Jawa Timur yaitu Habib Ali tentang perencanaan melakukan aksi ini untuk wilayah lain sebagai wujud pembelaan terhadap kedzaliman pemerintah terhadap ulama," kata dia.
Terduga Teroris HH Sudah Dikeluarkan dari FPI sejak 2017