"Bambang juga cocok karena dia berangkat dari akademisi. Namun semua tergantung Jokowi, karena bisa juga menterinya sosok lain," tambahnya.
Sekjen Muhammadiyah
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menilai penggabungan dua institusi Kemendikbud dan Kemenristek wajar karena masih satu rumpun demi mengoptimalkan kinerja Kementerian dimasa mendatang.
Mengenai siapa yang bakal memimpin Kementerian hasil peleburan itu, Qodari berpendapat Sekjen Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti layak dipertimbangkan menjadi salah satu kandidat Menteri menggantikan Nadiem Makarim.
“Waktu itu kan diproyeksikan menjadi calon Wakil Menteri Pendidikan tetapi kan batal konon kabarnya karena Muhammadiyah kurang berkenan, sebab dari NU Yaqut Cholil Qoumas menjadi Menteri Agama,” ujarnya.
Qodari menambahkan, postur Kementerian menjadi proporsional, di mana secara tradisi Menteri Pendidikan berasal dari latar belakang Muhammadiyah, sedangkan Kementerian Agama menjadi wilayahnya Nahdlatul Ulama (NU).
Sebelumnya, lembaga survei Indonesia Political Opinion (IPO) mengeluarkan daftar menteri-menteri dengan kinerja mengecewakan hingga layak reshuffle.
Survei ini melibatkan 1.200 responden dan berjalan pada 10 Maret hingga awal April 2021.
Tim survei mengambil sampel menggunakan metode multistage random sampling.
Berikut daftar menteri yang dianggap paling layak reshuffle, menurut survei IPO.
Yasonna Laoly 54,0%
Ida Fauziah 46,0%
Zainuddin Amali 41,2%
Tjahjo Kumolo 34,0%
Johnny Plate 29,0%
Teten Masduki 28,5%
Syahrul Yasin Limpo 27,0%
Siti Nurbaya 23,8%
Airlangga Hartanto 19,3%
Arifin Tasrif 19,0%
Bintang Darmawati 15,0%
Sofyan Djalil 12,1%
Luhut Panjaitan 9,8%
Nadiem Makarim 9,7%
Muhadjir Effendy 9,1%
Sumber: Tribunnews.com/Kompas.TV