News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Singgung Politik Identitas, AHY: Tidak Baik Bagi Bangsa Kita yang Memiliki Keberagaman

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengucapkan rasa suka citanya menyambut bulan suci Ramadan 1442 H.

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyoroti tantangan demokrasi di Indonesia satu di antaranya yakni terkait politik identitas dan polarisasi. 

Hal itu dia katakan saat menjadi pembicara webinar School of Parliament 2021 yang diselenggarakan SMA Labschool Jakarta, bertajuk 'Membangun Integritas Generasi Penerus Bangsa: Menghadapi Dinamika Kehidupan Berpolitik'.

Kata putra dari eks Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, praktik politik identitas tersebut tidak baik bagi Indonesia bahkan mengancam meruntuhkan nilai keberagaman. 

“Politik identitas selalu tidak baik bagi bangsa kita. Indonesia adalah negara yang majemuk, keberagaman merupakan sebuah kekuatan, bukan sesuatu yang membuat kita tercerai berai,” katanya melalui keterangan tertulis yang dikutip, Minggu (18/4/2021).

Baca juga: Lutfi Dikabarkan Jadi Menteri Investasi, Politikus Gerindra : Bisa Gaet Investor Global

Lanjut kata AHY, adanya kontestasi politik seperti hal tersebut juga berpotensi memberikan dampak besar dalam memecah belah bangsa. 

Tak hanya terjadi di Indonesia, dirinya juga menyoroti isu rasisme terhadap warga kulit hitam dan warga keturunan Asia di berbagai negara sebagai bentuk konkrit terjadinya politik identitas.

Tak hanya itu, AHY juga turut menyoroti terjadinya fenomena Post Truth Politics yaitu kebohongan yang terus menerus diulang, kemudian bisa dianggap sebagai kebenaran yang baru atau katanya Politics is all about perceptions.

Dalam hal ini dia mengingatkan kepada peserta yang hadir yang dominan generasi muda bahwa nantinya setelah memasuki dunia politik akan memahami banyaknya kebohongan dan umpatan-umpatan kebencian.

"Nantinya di ruang publik, di ruang digital makin disesaki oleh hoax, fake news, character assasination, hate speech, dan black campaign untuk membunuh karakter lawan politik demi kekuasaan,” ungkapnya.

Baca juga: Partai Demokrat di Bawah Komando AHY Dinilai Berhasil Hadapi Goncangan KLB dengan Pas dan Terukur

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat AHY juga menyatakan saat ini skor indeks demokrasi di Indonesia telah menurun secara signifikan.

"Hal tersebut dijelaskan melalui sejumlah indikator yang mendasari demokrasi itu sehat atau tidak, contohnya nilai dari proses pemilu dan pluralisme, fungsi dan kinerja pemerintah, partisipasi politik, budaya politik serta kebebasan sipil," tutur AHY melalui keterangan resminya dikutip, Minggu (18/4/2021).

Bahkan katanya, jika berdasar data dari lembaga The Economist Intelligence Unit, secara ironis, tingkat demokrasi Indonesia berada di bawah negara-negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, dan Timor Leste.

“Secara umum terjadi penurunan demokrasi di Indonesia, itu lah yang akhirnya Indonesia dianggap berada di angka terendah dalam 14 tahun terakhir dari aspek demokrasi,” ucapnya menambahkan.

Padahal kata putra dari eks Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu seharusnya Indonesia bisa menjadi contoh bagi negara demokrasi lainnya, paling tidak di Asia Tenggara

Namun yang terjadi katanya, karena adanya praktik-praktik tertentu yang telah melukai perasaan masyarakat terutama dalam mengekspresikan diri, malah menjadikan skor demokrasi Indonesia mengalami penurunan.

"Banyak yang merasa takut, merasa dibungkam bersuara, dan lain sebagainya,” tukasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini