Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Bidang Pertahanan dan Keamanan Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Diandra Megaputri Mengko menduga ada masalah sistem kelistrikan pada kapal selam KRI Nanggala-402 hingga terjadi hilang kontak di Perairan Bali, Rabu (21/4/2021).
Diandra mengatakan hal itu didasarkan pada informasi dan pemberitaan yang beredar.
Menurut Diandra penyebab kecelakaan alutsista itu secara umum bisa dipengaruhi tiga hal.
Pertama, persoalan sistem dan mesin dari alutsista itu sendiri.
Kedua, persoalan human eror.
Baca juga: Moeldoko Kenang Momen Saat Berada di KRI Nanggala-402, Cerita Ketangguhan Kru Kapal
Ketiga, persoalan kondisi lingkungan sekitar.
"Kalau dari informasi dan pemberitaan yang beredar, terindikasi kuat masalah pada sistem kelistrikan dari kapal. Jadi kemungkinan dari masalah kondisi kapal tersebut," kata Diandra saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (22/4/2021).
Meski pihak Mabes TNI dan Kemenhan sudah menyatakan sebelum digunakan kondisi kapal tersebut siap tempur, namun kata dia, apapun yang terjadi setelah kejadian tersebut perlu ada investigasi untuk mengungkap penyebab pastinya.
Menurutnya hal tersebut perlu dilakukan agar peristiwa serupa yang membahayakan prajurit tidak terjadi lagi ke depan.
Baca juga: 46 Menit setelah Izin Menyelam, Kapal Selam KRI Nanggala-402 Tak Terlihat, Dipanggil Tak Ada Respons
Diandra mencatat kecelakaan kapal selam di lingkungan TNI baru kali ini terjadi.
Namun dalam beberapa tahun terakhir sudah ada beberapa kali kecelakaan KRI di antaranya kecelakaan KRI Teluk Jakarta tahun 2020, KRI Rencong tahun 2018, KRI Pati Unus tahun 2016, KRI Teluk Peleng tahun 2013.
Penyebab kecelakaan tersebut, kata Diandra, bermacam-macam.
"Tapi terjadinya beberapa kecelakaan ini tentu tidak bisa dipandang remeh. Hal ini mengindikasikan perlu ada evaluasi serius dari pemerintah," kata Diandra.
Baca juga: Pasca Hilangnya KRI Nanggala 402, Prabowo Subianto: Kita harus Modernisasi Alutsista Lebih Cepat