"Jangan pertanyakan apalagi menyangsikan kerja jurnalistik media massa mainstream Indonesia dan dunia yang telah teruji kredibilitasnya sebagai mata dan jendela dunia," pungkas AB Solissa.
Sebelumnya, Kedutaan besar China di Jakarta, Indonesia (RI) angkat suara terkait laporan yang menyudutkan pemerintah China soal etnik minoritas Uighur di Xinjiang.
Lewat sebuah pernyataan tertulis, Kedubes China menyebut laporan pemberitaan media RI yang dirilis dari sebagian media Barat menyerang dan memfitnah Tiongkok, serta menyesatkan publik Indonesia.
"Kami menyatakan keprihatinan atas hal ini, dan ingin menyampaikan klarifikasi terhadap informasi yang beredar," mengutip keterangan Juru Bicara Kedubes China lewat situs pemberitaannya.
China menyebut sejumlah kecil negara Barat memiliki motif politis untuk memusuhi Tiongkok, dengan menciptakan rumor bohong bahwa Tiongkok melakukan apa yang disebut penindasan etnik minoritas, pembatasan kebebasan beragama, dan lain-lain di Xinjiang.
"Setelah gagal mencapai tujuan politis mereka, mereka selanjutnya merekayasa rumor bohong yang absurd dan sama sekali tidak berdasar, seperti "genosida", "pemandulan paksa", dan "kerja paksa" di Xinjiang," lanjutnya.