TRIBUNNEWS.COM - Sejak hilang kontak Rabu (21/4/2021) dan dinyatakan tenggelam, KRI Nanggala-402 berhasil ditemukan pada Minggu (25/4/2021).
Sebanyak 53 awak KRI Nanggala-402 pun dinyatakan gugur.
Diketahui, penemuan KRI Nanggala-402 di kedalaman 838 meter ini tak lepas dari peran KRI Rigel.
Dilansir Tribunnews, KRI Rigel menemukan kapal selam buatan Jerman ini lewat upaya pemindaian.
"KRI Rigel telah melakukan pemindaian secara lebih akurat di lokasi tersebut menggunakan multibeam sonar dan magnetometer," ungkap Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, Minggu.
Baca juga: PROFIL Kapal Selam Nanggala Milik TNI AL yang Hilang Kontak, Dijuluki Monster Bawah Laut
Baca juga: Permintaan Khusus Ayah Kru KRI Nanggala-402 pada Kepala Desa: Mohon Diumumkan di Musala atau Masjid
Baca juga: Mengapa KRI Nanggala-402 Sulit Dideteksi? Mantan Komandan Korps Marinir Beberkan Alasannya
"Telah menghasilkan citra bawah air yang lebih detail. Telah diperoleh citra yang telah dikonfirmasi sebagai bagian dari KRI Nanggala-402," imbuhnya.
Bagian KRI Nanggala-402 yang ditemukan adalah kemudi vertikal belakang, jangkar, bagian luar badan tekan, kemudi selang timbul, serta bagian kapal lain termasuk baju keselamatan awak.
"Berdasarkan bukti-bukti otentik tersebut, dapat dinyatakan bahwa KRI Nanggala-402 telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur," pungkas Hadi.
Profil KRI Rigel-933
KRI Rigel-933 merupakan kapal canggih yang dibuat galangan kapal OCE Les Sables d’Olonne, Perancis.
Dikutip dari majalah Cakrawala Edisi 426 Tahun 215 milik TNI AL, nama Rigel diambil dari istilah astronomi sebagai bintang kedua yang paling bercahaya di rasi bintang, yakni Orion (Waluku).
Orion berwarna biru keputihan dan memiliki kekuatan cahaya sekitar 117 ribu kali luminositas matahari dengan diameter 74 kali matahari.
Dalam bahasa Arab, kata Rigel sering disebut “Rigl awza al-Yusra” yang berarti kaki kiri.
Kapal yang datang di Indonesia pada pertengahan Mei 2015 ini berjenis Multi Purpose Research Vessel (MPRV).
Memiliki kemampuan dalam melaksanakan survei hidrografi, oseanografi, geofisika, dan perikanan, KRI Rigel-933 berbeda dengan kapal perang pada umumnya.
Baca juga: Mendag: Kita Semua Berduka Kehilangan Nanggala-402
Baca juga: POPULER NASIONAL Foto KRI Nanggala-402 saat Ditemukan | Kepala BIN Papua Gugur Ditembak KKB
Kapal ini berdimensi panjang 60,10 meter dan lebar 11,5 meter, serta mampu mengangkut total 46 orang.
Untuk kepentingan riset hidrografi, KRI Rigel-933 dilengkapi peralatan super lengkap, mulai Single Beam Echosounder KONGSBERG EA600 hingga Multibeam Shallow Water Dual head KONGSBERG EM2040 yang mampu melaksanakan pemetaan perairan dangkal dari 0 hingga 450 meter.
Lalu, untuk kepentingan survei laut dalam, terdapat Multibeam Deep Water KONGSBERG EM302 yang menggunakan gelombang suara pada frekuensi 30 KHz.
Alat ini mampu melaksanakan pemetaan bawah laut hingga kedalaman 7.000 meter.
KRI Rigel-933 juga dilengkapi alat pencitra dasar laut Side Scan Sonar KONGSBERG 2094.
Sementara itu, untuk kemampuan di bidang survei oseanografi, KRI Rigel-933 dilengkapi CTD Profil RESON yang dipadu Nansen Bottle (Rosset 12x8 liter sampel air).
Alat ini berfungsi sebagai pengukur karakteristik air laut, seperti suhu, salinitas tekanan, kedalaman, dan densitas air laut.
Alat ini juga mempunyai sensor dalam mengukur parameter fisik air laut dan dapat digunakan hingga kedalaman 6.000 meter.
Kemudian, dalam riset geofisik untuk kepentingan riset dasar laut, KRI Rigel-933 dilengkapi peralatan Sub Bottom Profile SES 2000 yang mampu mencitrakan badan sedimen dasar laut.
Kapal ini juga dilengkapi peralatan untuk pengambilan contoh sedimen berupa gravity Corer OSIL (3 M) dan Grab Sampler Petite Ponar Grab untuk sedimen permukaan.
Baca juga: Foto-foto Penampakan KRI Nanggala 402 di Kedalaman 838 Meter, Terbelah Jadi Tiga Bagian
Baca juga: Umumkan KRI Nanggala-402 Tenggelam, Panglima TNI: Saya Nyatakan Bahwa 53 Personel Telah Gugur
KRI Rigel-933 juga dilengkapi pendeteksi kemagnetan Magnetometer SEASPY guna memetakan sifat kemagnetan bumi serta mampu menginvestigasi anomali kemagnetan suatu area survei dalam skala detail.
Peralatan canggih lainnya adalah kapal ini dilengkapi peralatan Autonomous Underwater Vehicle (AUV) dari KONGSBERG HUGIN 1000, yang berfungsi melaksanakan pencitraan bawah laut sampai kedalaman 1.000 meter.
Alat ini menjadi andalan dalam memindai bentang alam laut mengandalkan sonar sisinya.
AUV yang merupakan alat buatan Kongsberg, Norwegia ini bisa beroperasi secara mandiri (otonom) berbasis data komputer yang telah diinput dan data keluaran hasil kerjanya bisa dipancarkan seketika waktu.
AUV mampu membedakan lapisan demi lapisan air laut di kedalaman, hingga mengenali perbedaan salinitas dan pergerakan arus air.
AUV juga bisa membedakan apakah obyek yang dijumpai itu metal, bahan organik, dan sebagainya.
Selain itu, KRI Rigel-933 juga dilengkapi Remotely Operated Vehicle (ROV) dari OCEAN MODUL V8 buatan ECA Robotics, Perancis.
Peralatan survei robot bawah air ini dapat berfungsi sebagai survei geofisika, pipa bawah laut.
ROV dilengkapi sebuah lengan dengan lima fungsi gerakan, layaknya tangan manusia, sehingga dapat mengambil obyek di dasar laut.
Robot bawah air ini dilengkapi dua buah kamera bawah air dan satu buah kamera tiga dimensi.
Baca juga: Polri Siapkan Dua Posko untuk Keperluan Evakuasi Prajurit KRI Nanggala 402
Baca juga: KSAL Berencana Angkat KRI Nanggala-402 yang Tenggelam, Ini Alasannya
ROV mampu mengambil contoh material dasar laut sebagai bahan penelitian, dengan kemampuan sampai dengan kedalaman 1.000 meter.
KRI Rigel-933 sebelumnya sukses menemukan titik lokasi jatuhnya pesawat dan dua sinyal black box Sriwijaya SJ-182.
Baca berita Kapal Selam Nanggala Hilang Kontak lainnya
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Nuryanti)