Laporan wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar RI untuk Republik Suriname merangkap Republik Ko-Operatif Guyana dan Caribbean Community Julang Pujianto mengungkap pentingnya peranan masyarakat keturunan Jawa di Suriname.
Julang memaparkan masyarakat keturunan Jawa di Suriname merupakan bagian dari bangsa Suriname.
Jumlahnya kurang lebih 13,5 persen dari total jumlah penduduk 570 ribu.
"Peran masyarakat Jawa sebagai bagian dari bangsa Suriname sangat penting di pemerintahan," ujar Julang saat berbincang dengan Tribun Network, Kamis (29/4/2021) malam.
Julang menjelaskan saat ini salah satu partai Jawa, yaitu Percaya Luhur, menjadi bagian daripada koalisi pemerintahan di Suriname.
Baca juga: Cerita Dubes RI Julang Pujianto Ungkap Asal Usul Masjid di Suriname Punya Dua Arah Kiblat Berlawanan
Dan itu ada satu menteri yang berasal dari masyarakat Jawa.
"Itu menteri dalam negeri namanya Bapak Subronto Somoharjdo," kata Julang.
Karena berbahasa Jawa, ucap Ujang, masyarakat Suriname pun menggemari lagu-lagu berbahasa Jawa.
Satu di antaranya lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Didi Prasetyo alias Didi Kempot.
Ketika Didi Kempot meninggal dunia Mei 2020 lalu, penggemarnya di Suriname pun ikut berduka.
Meninggalnya Didi Kempot bahkan diberitakan oleh media Suriname, Bun.
Penggemar Didi di Suriname terkejut dengan berita tersebut.
Didi Kempot memang sering datang ke Suriname.
Lagu-lagunya yang dikenal di sana antara lain Angen Paramaribo, Layang Kangen, dan Ali Ali.
Ia terakhir mengadakan konser besar di Suriname pada tahun 2018.
Baca juga: Dubes RI: Suriname Mendeklarasikan Adanya Gelombang Ketiga Pandemi Covid-19
Nama Didi Kempot mulai terkenal di Suriname sejak tahun 1980-an.
Ternyata, tidak hanya masyarakat keturunan Jawa, namanya juga terkenal di kalangan masyarakat Suriname yang menyukai musik keroncong dan campursari.