TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendikbud Ristek) diminta gencar melakukan simulasi pembelajaran tatap muka menjelang target pembukaan sekolah Bulan Juli mendatang.
Simulasi ini untuk memastikan jika pembukaan sekolah di tengah pandemi Covid-19 tetap aman bagi peserta didik.
“Kemendikbud Ristek mengklaim jika persiapan penyelenggaraan pembelajaran tatap muka di Bulan Juli mendatang telah mencapai 80%. Namun kami melihat saat ini simulasi pembelajaran tatap muka sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang pembelajaran tatap muka masih minim,” ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, Selasa (11/5/2020).
Huda menjelaskan saat ini ancaman gelombang kedua pandemi Covid-19 di Indonesia kian nyata.
Munculnya berbagai varian baru virus corona membuat penyebaran kian cepat.
Baca juga: Sebelum Sekolah Tatap Muka Dimulai, Siswa Diusulkan Divaksin dan Dites Covid-19
Tren kasus aktif di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, hingga Singapura terus meningkat.
“Situasi ini tentu harus diwaspadai bersama untuk diantisipasi jangan sampai mengancam rencana pembukaan sekolah agar siswa bisa secepatnya belajar tatap muka,” katanya.
Sesuai SKB 4 Menteri, kata Huda penyelenggaraan belajar tatap muka harus memenuhi berbagai persyaratan protokol Kesehatan.
Ketersediaan pengukur suhu, westafel, sirkulasi udara yang memadai, hingga pembatasan kapasitas ruang kelas harus benar-benar dipenuhi oleh penyelenggara sekolah.
“Selain itu standar operational procedure (SOP) siswa saat masuk kawasan sekolah, saat berada di ruang kelas, hingga kembali pulang ke rumah juga harus sesuai protokol Kesehatan. Di sinilah pentingnya ada simulasi sehingga siswa dan guru bisa tahu bagaimana harus bersikap saat berada di lingkungan sekolah,” katanya.
Huda juga meminta Kemendikbud terus melakukan update data jumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang telah mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan sebanyak 5 juta tenaga pendidik harus mendapatakan vaksinasi sebelum pembukaan sekolah dilaksanakan.
“Update data ini untuk memastikan jika semua guru telah mendapatkan vaksinasi sehingga meminimalkan potensi terjadinya kluster baru penularan Covid-19 jika pembelajaran tatap muka benar-benar dilaksanakan,” katanya.
Politikus PKB ini memastikan pihaknya mendukung sepenuhnya pembukaan sekolah untuk pembelajaran tatap muka. Kendati demikian, kondisi tersebut benar-benar disiapkan dengan matang.
“Kami tentu sangat mendukung upaya pemerintah untuk membuka belajar tatap muka di sekolah karena risiko learning lost dan ancaman putus sekolah yang begitu bagi peserta didik. Hanya saja pemerintah harus mengelola risiko yang dimungkinkan terjadi jika sekolah dibuka di masa pandemi,” pungkasnya.
Untuk diketahui Direktur Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal PAUD, Dikdas, dan Dikmen Kemendikbudristek, Sri Wahyuningsih, menyatakan persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) telah mencapai 80%.
Hal itu berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di 46 kabupaten/kota.
Hampir semua sekolah sudah berkoordinasi dengan Satgas Covid-19, Dinas Pendidikan, dan fasilitas Kesehatan.
Sekolah juga terus memenuhi daftar periksa, lalu membentuk Satgas Covid-19 internal untuk mulai PTM.