TRIBUNNEWS.COM - Berembus kabar dugaan korupsi Bantuan Sosial (bansos) Covid-19 mencapai triliunan.
Nominal korupsi bansos ini diduga mencapai Rp 100 triliun.
Kabar itu bermula dari pernyataan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.
Novel Baswedan menduga, jika kerugian negara akibat kasus korupsi bansos Covid-19 mencapai Rp 100 triliun.
Menurutnya, hal ini didasari bila kasus korupsi bansos tidak hanya terjadi di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya saja.
Baca juga: Novel Baswedan Laporkan Pimpinan KPK ke Dewas, Ini Respon Legislator PPPĀ
Tapi, kasus serupa juga terjadi di seluruh daerah di Indonesia dengan pola yang sama sehingga perlu penyelidikan lebih lanjut.
"Ini kasus yang mesti diteliti lebih jauh. Kasus ini nilainya puluhan triliun. Bahkan saya rasa seratus triliun nilai proyeknya dan ini korupsi terbesar yang saya pernah perhatikan," kata Novel, diberitakan Tribunnews sebelumnya, Selasa (19/5/2021).
Dugaan korupsi '100 T' itu sempat trending di Twitter dan menjadi bahan perbincangan warganet di media sosial, Selasa (19/5/2021).
Baca juga: Buntut 75 Pegawai KPK Tak Lolos TWK, Firli Bahuri Cs Dilaporkan ke Ombudsman
Bahkan, membuat berbagai kalangan menyoroti dugaan korupsi bansos itu.
Di antaranya, dari Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban hingga beberapa politikus.
Berikut Tribunnews rangkum tanggapan dari Satgas IDI hingga politisi, dikutip dari berbagai sumber:
1. Ketua Satgas IDI
Ketua Satgas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban ikut menanggapi dugaan korupsi bansos Covid yang mencapai 100 Triliun.
Jika dugaan nominal 100 Triliun itu benar, menurut Zubairi, korupsi menjadi pandemi yang nyata bagi Indonesia.