TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepergian almarhum Wakil Gubernur Provinsi Papua Klemen Tinal masih menyisakan duka mendalam bagi sebagian besar kerabat dekatnya.
Satu di antara yang merasa sangat kehilangan yakni sahabat Klemen sedari masa muda, Wilhelmus Pigai yang kini menjabat Ketua Komisi Informasi Papua.
"Pak Klemen itu sahabat saya, kami berdua seumuran dan sama-sama studi di luar daerah kemudian kembali ke Timika untuk berjuang bersama-sama agar Mimika menjadi kabupaten definitif lepas dari kabupaten induk Fakfak," tutur Wilhelmus kepada Tribunnews.com, Senin (24/5/2021).
Almarhum Klemen Tinal memimpin Kabupaten Mimika dua periode yaitu pada 2001-2006 dan 2008-2013.
Baca juga: Wagub Papua Klemen Tinal Meninggal, Menpora Amali: Saya Merasa Sangat Kehilangan
Wilhelmus menceritakan, Klemen mengawali masa kepemimpinannya sebagai kepala daerah di usia yang sangat muda yakni 30 tahun.
"Pada 2001 beliau maju mencalonkan diri sebagai Bupati Mimika dan saya menjadi ketua tim suksesnya saat itu," kenang Wilhelmus.
Di masa-masa awal kepemimpinannya sebagai Bupati Mimika, Klemen Tinal mampu mengelola anggaran yang sangat terbatas untuk melakukan banyak terobosan pembangunan.
Beberapa karya besar Klemen Tinal dalam membangun Mimika di antaranya, pembangunan jalan poros Kota Timika menuju Pelabuhan Pomako di Distrik Mimika Timur untuk mempermudah akses dan suplai barang kebutuhan pokok sekaligus menekan harga-harga di Timika.
Pembangunan RSUD Tipe C Kabupaten Mimika, Sentra Pendidikan Mimika mulai dari SD-SMA untuk menampung putra-putri asli Suku Amungme dan Kamoro serta suku-suku asli Papua lainnya, pembangunan Kantor Pusat Pemerintahan di SP3, pembebasan lahan Bandara Mozes Kilangin, penataan wajah Kota Timika dan lainnya.
Baca juga: Dibesarkan di Keluarga Misionaris, Masa Kecil Klemen Tinal Banyak Dihabiskan di Pedalaman Papua
Di bidang keagamaan, Pemkab Mimika di bawah kepemimpinan Klemen Tinal sangat mendukung pembangunan berbagai rumah ibadah, baik kalangan umat kristiani maupun Islam.
Seperti pembangunan Gereja Katedral Tiga Raja Timika yang diresmikan pada 2010, pembangunan Masjid Agung Babussalam Timika dan ratusan rumah ibadah lainnya.
Wilhelmus mengatakan, ada begitu banyak karya yang telah menjadi warisan Klemen Tinal untuk Mimika maupun bagi Papua.
"Jasa dan kontribusi beliau sangat besar walaupun pada saat itu kami memulainya dengan anggaran yang sangat kecil. Tidak seperti sekarang dimana Mimika merupakan daerah dengan anggaran terbesar di Provinsi Papua," kata Wilhelmus.
Selama kepemimpinnya sebagai Bupati Mimika dan kemudian menjadi Wagub Papua mendampingi Gubernur Lukas Enembe sejak 2013 hingga 2021, Klemen Tinal dinilai mampu bekerja sama dengan semua pihak.
Baik dengan kalangan DPRD, instansi vertikal maupun komponen masyarakat lainnya.
Itu dikarenakan sosok almarhum Klemen Tinal sangat kooperatif dengan siapa saja.
Dia selalu terbuka, mendengar semua saran, serta menerima banyak masukan dari semua komponen.
"Selama menjadi Wagub Papua, hubungan beliau dengan Pak Lukas Enembe sangat bagus dalam mendukung apa yang menjadi program bersama dalam membangun Papua," ujar Wilhelmus.
Atas semua kinerja dan keteladanan Klemen Tinal semasa hidupnya, baik sebagai pejabat di tingkat Kabupaten Mimika maupun di tingkat Provinsi Papua, Wilhelmus menilai bahwa Papua sangat kehilangan putra terbaiknya itu.
"Saya pribadi berharap agar apa yang telah diwariskan oleh Pak Klemen Tinal bisa terus dilanjutkan para generasi muda Papua berikutnya," kata Wilhelmus.
Sebagai catatan, semasa aktif kuliah di Jakarta dan Bandung hingga kembali ke Timika, Wilhelmus bersama Klemen Tinal membentuk sebuah organisasi bernama Amungme Student Development Club (ASDC).
Melalui wadah tersebut, kedua sahabat ini melakukan kerjasama dengan sejumlah kementerian untuk mengirim putra-putri Mimika melanjutkan studi ke beberapa perguruan tinggi, salah satunya yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata Bandung dengan biaya sepenuhnya ditanggung negara.
Tidak itu saja, Wilhelmus dan Klemen Tinal juga menjalin komunikasi dengan Danjen Kopassus pada saat itu Mayjen TNI Prabowo Subianto yang kini menjabat Menteri Pertahanan untuk mendata dan mengirim beberapa putra asli Suku Amungme dan Kamoro untuk dididik dan dilatih menjadi prajurit Kopassus, pasukan elit TNI AD.