Agus menjelaskan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses verifikasi arah kiblat, yakni:
1. Pastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus atau pergunakan lot/bandul
2. Permukaan dasar harus betul-betul datar dan rata
3. Jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI atau Telkom
Baca juga: Tata Cara Melihat Gerhana Bulan Menurut Rekomendasi BMKG, Peneliti ITB Ungkap Keistimewaan
Berikut cara cek arah kiblat, dikutip dari akun resmi Instagram BMKG, @infobmkg:
1. Sesuaikan jam yang digunakan dengan jam atom BMKG.
Jam atom BMKG dapat dicek di http://jam.bmkg.go.id atau http://ntp.bmkg.go.id.
2. Gunakan alat yang dapat dijadikan tegak lurus pada permukaan yang datar.
Alat tersebut, dapat berupa bandul, tiang, atau dinding bangunan yang tegak lurus dengan tanah datar.
3. Kemudian, lakukan proses kalibrasi sejak 5 menit sebelum dan sesudah 16.18 WIB atau 17.18 WITA (waktu puncak).
4. Perhatikan arah bayangan yang terjadi saat waktu puncak.
Tarik garis dari ujung bayangan hingga ke posisi alat.
Garis itulah arah kiblat yang sudah dikalibrasi dengan posisi Matahari saat tepat berada di atas Ka'bah.
5. Kondisi seperti ini akan terulang tiap tahunnya pada tanggal 26-28 Mei dan 14-16 Juli.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS)
Simak berita lain terkait Cara Cek Arah Kiblat