Gerakannya yang lambat, menyebabkan dugong sering menjadi mangsa mudah bagi predator.
Predator alami dugong antara lain hiu besar, buaya air asin, dan paus pembunuh.
Dalam klasifikasi hewan, dugong termasuk Class Mammalia yang mempunyai karakterisktik menyusui anaknya.
Di bawah Class Mammalia dugong tergolong dalam Ordo Sirenia.
Dugong betina cenderung sedikit lebih besar dari yang jantan.
Kulit dugong tebal dan halus dengan warna pucat ketika masih bayi, menjelang dewasa dan bagian perut dengan warna yang lebih terang.
Warna dugong dapat berubah dengan pertumbuhan alga di kulitnya.
Sekujur tubuhnya diliputi dengan rambut-rambut halus dan pendek.
Moncongnya yang tebal berbentuk bagai tapal kuda, menghadap ke bawah dengan bibir tebal yang ditumbuhi bulu-bulu kasar bagai sikat.
Bulu-bulu kasar ini merupakan organ yang sangat sensitif yang digunakannya untuk mencari makan.
Dugong mempunyai sepasang sirip yang tebal dan bertulang bagai lengan dan jari-jari, yang dapat berfungsi sebagai dayung penyeimbang bila berenang.
Bila dugong mencari makan di dasar laut, sirip tebalnya dapat menopang tubuhnya untuk merayap ketika mencari makan.
Di ketiak kedua siripnya terdapat puting susu, yang sangat penting untuk menyusui anaknya.
Lubang hidungnya terdapat di bagian atas kepalanya dan mempunyai katup yang dapat menutup dengan kedap bila dugong menyelam.