TRIBUNNEWS.COM - Nama Eko Kuntadhi menjadi sorotan belakangan.
Pada Senin (31/5/2021) siang, nama Eko Kunthadi menjadi populer atau trending di mediia sosial Twitter.
Hal itu seiring dengan berita yang hangat akhir-akhir ini menyangkut namanya.
Seperti diberitakan, Eko Kuntadhi terancam dilaporkan oleh Ustaz Adi Hidayat atas dugaan penyebar fitnah dan pencemaran nama baik.
Menjadi trending Twitter, nama Eko Kutadhi ducuitkan sebanyak 13.500 akun hingga Senin siang.
Bunyi cuitan dalam trending tersebut yakni #TangkapEkoKuntadhi.
Lalu siapa sebenarnya Eko Kuntadhi?
Eko Kuntadhi dikenal sebagai aktivis media sosial.
Ia juga termasuk dalam barisan pendukung Jokowi.
Inilah fakta-fakta sosok Eko Kuntadhi yang dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:
1. Minta Anies Mundur
Pernah diberitakan TribunPalu.com, penggiat media sosial, Eko Kuntadhi menanggapi ucapan Fahira Idris yang menyebut bahwa aksi demo meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mundur adalah hal yang norak.
Menurut Eko Kunthadi demo merupakan hal yang wajar.
Eko menilai warga melakukan demo karena ruang aspirasi mereka tertutup.
Hal ini berbeda dengan Gubernur sebelumnya yang membuka ruang aspirasi untuk warga langsung di balai kota.
"Kenapa demo, karena mungkin ruang aspirasinya tertutup dulu sebelumnya orang bolak-balik ke balai kota biasa aja, sekarang karena nggak ada lagi ya mereka demo lah, itu wajar-wajar aja," ujar Eko Kunthadi dilansir dari Youtube.
"Ketika ruang aspirasi tertutup mereka mengekspresikan dengan demo itu bagian dari demokrasi dan menurut saya wajar," sambungnya.
Lebih lanjut Eko Kunthadi menuturkan bahwa warga meminta Gubernur Anies Baswedan untuk mundur adalah alasan yang cukup logis.
"Yang nggak wajar kalu banjir meminta gubernur menjadi presiden itu nggak wajar," pungkasnya.
Tonton video selengkapnya pada menit ke 7.57:
2. Dituduh Buzzer Istana
Pernah diberitakan TribunTimur.com, sebelum namanya mencuat jelang Pilpres 2019 lalu, Eko Kuntadhi sudah kerap muncul sebagai penulis di blog-blog atau situs citizen media.
Eko Kuntadhi dalam profilnya menyebut bekerja di sebuah perusahaan penerbitan di Jakarta.
Belakangan ia lebih aktif bermain di media sosial utamanya di twitter.
Sikapnya yang terang-terangan membela pemerinta membuat Eko Kuntadhi dicap sebagai buzzer istana.
Selain Eko Kuntadhi, buzzer istana juga disematkan kepada Ade Armando, Denny Siregar dan Abu Janda.
Dalam unggahan Seword.com dituliskan bahwa kelompok mereka bekerja dan berkumpul bersama untuk membuat konten spontan ketika debat presiden berlangsung.
"Lima kali debat capres cawapres, lima kali pula kami berkumpul untuk nonton bersama.
Membuat konten secara spontan untuk merespom setiap pernyataan," tulis seword.com.
Kemudian unggahan tersebut menulis jelas tentang siapa saja yang menjadi anggota tim yang bekerja saat debat tersebut.
Di antaranya ada nama Yusuf Muhammad, Katakita, Abu Janda, Aldi El Kaezzar, Pepih Nugraha, Info Seputar Presiden, Redaksi Indonesia, Eko Kuntadhi, Komik Kita, Komik Pinggiran, Habib Think, Salman Faris, dan Seword.com sendiri.
"Semua datang dari berbagai daerah, memenuhi panggilan Kakak Pembina," lanjutnya.
Yang tak kalah mencengangkan adalah bahwa tim tersebut hanya kakak pembina dan Presiden yang mengetahuinya.
Mereka bahkan menyebut diri mereka seperti Avengers yang setiap orangnya saling menjaga, menahan diri untuk tidak mengambil gambar.
Namun ternyata Seword.com malah mengambil gambar dan mengabadikan momen tersebut dan menulis unggahan itu.
Awal Mula
Mengutip dari Tribun Timur, pihak Ustadz Adi Hidayat disebut merasa difitnah atas cuitan Eko Kunthadi di Twitter atas donasi yang digalakkan UAH dan sejumlah aktivis Islam tanah air.
Sebelumnya Eko mencuit dua judul berita di akun Twitternya.
“Alhamdulillah. Terkumpul Rp60 M, diserahkan Rp14 M,” demikian isi cuitan Eko Kuntadhi.
Merasa sebagai pihak yang disinggung Eko, Ustadz Adi Hidayat pun tidak tinggal diam.
Dalam video di Youtube-nya, UAH menegaskan bisa saja akan menempuh jalur hukum.
"Kami tidak mengambil sedikit pun. Ini murni untuk diberikan dan mudah-mudahan Allah berikan kelancaran kepada kita semua. Tapi, kami juga ingatkan, hati-hati bagi yang sengaja mencari keributan, ingin memecah belah, bahkan menghadirkan unsur-unsur fitnah, awas hati-hati ya kita pun akan melakukan tindakan tegas dengan menempuh langkah hukum," kata Adi Hidayat.
Di kalimat penutupnya, UAH meminta kepada pemfitnah untuk jangan coba-coba bermain api dengannya.
"Jangan pernah mengganggu singa yang sedang berzikir. Karena saat dia mulai mengaum, anda tidak akan pernah bisa menghentikannya. Terima kasih, Adi Hidayat, Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,". kata dia.
(Tribunnews.com/ Chrysnha/TribunPalu.com/TribunTrimur.com)