"Jika dibandingkan, luas kebakaran pada 2014 jauh lebih besar. Hanya saja ketika di 2015 itu, provinsi tetangga yang ada di selatan, yakni Sumatra Selatan dan Jambi, ikut memberikan kontribusi sehingga seakan-akan tahun 2015 terjadi kebakaran hutan yang besar di Provinsi Riau," ungkap Edy.
Jika dilihat pada 2019, hampir sama kasusnya dengan 2015, hanya saja waktu berlangsungnya kebakaran hutan tidak lama.
Mengacu kepada hal itu Pemerintah Provinsi Riau mengevaluasi dengan melakukan deteksi dini sesuai dengan arahan Presiden. Atas dasar itulah Pemprov Riau mengambil langkah di 2020, dengan melibatkan TNI, Polri, KLHK, BPBD serta instansi terkait lainnya untuk melakukan patroli bersama.
Menurut Edy, dengan menggunakan aplikasi Dashboard Lancang Kuning Nusantara, titik api yang baru muncul akan terdeteksi secara real time.
"Jadi ketika muncul titik api baru, kita sudah bisa memetakan titik api tersebut ada di wilayah mana, kemudian kita langsung menginstruksikan personil yang ada untuk menanggulangi titik api tersebut," katanya.
Ditambahkannya, aplikasi tersebut memberikan dampak yang positif. Karena dengan adanya program tersebut, Provinsi Riau bisa menekan kebakaran hutan yang lebih besar.
Selain menjalankan program yang memanfaatkan aplikasi tersebut, Pemprov Riau juga memiliki strategi dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla.
Berikut 12 kebijakan strategis Pempriov Riau dalam upaya pengendalian karhutla:
1. Melakukan pemetaan kembali daerah rawan bencana
2. Melakukan inventarisasi kembali terhadap izin perusahaan perkebunan dan pengusahaan hutan yang beroperasi di wilayah provinsi riau
3. Pelibatan perusahaan dalam patroli bersama yang dapat dimonitor langsung oleh satgas karhutla provinsi riau
4. Penyediaan alat pertanian (escavator) di 12 kabupaten kota, guna mendukung 99 kecamatan yang rawan karhutla dan penyediaan tanaman yang ramah terhadap lingkungan
5. Pemberdayaan masyarakat sekitar hutan sebagai zona penyangga (buffer zone) sehingga menciptakan eko wisata terutama di kawasan taman nasional hutan lindung dan hutan konservasi serta mengembangkan tanaman endemik lahan gambut seperti nenas, gerunggang, dll
6. Pelibatan perguruan tinggi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan Kebakaran hutan dan lahan.