Laporan Wartawan Tribunnews, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) memberikan penjelasan terkait kabar yang beredar, bahwa telah terjadi longsor disekitaran proyek yang sedang digarapnya.
Corporate Secretary PT KCIC, Mirza Soraya mengatakan, pihaknya sudah melakukan antisipasi dan penanganan longsoran di jalan yang digunakan sebagai jalur pengalihan (detour) jalan nasional.
Lokasi yang dimaksud berada di sekitar Desa Sumur Bandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
Diketahui, kejadian penurunan tanah ini mulai terjadi, Senin (31/5/2021) pagi.
Sebelumnya dikabarkan bahwa terowongan rubuh atau menyebabkan terputusnya Jalan Raya Padalarang-Purwakarta.
Baca juga: BNPB: Longsor di Proyek Double Track Kereta Api Bogor Timpa Dua Rumah Warga
“Bagian yang amblas adalah lajur pengalihan (detour) pada jalan yang tidak dipergunakan untuk lalu lintas,” jelas Mirza menanggapi terkait adanya longsor, Jumat (4/5/2021).
Kondisi tersebut sudah ditinjau Tim Pelaksana Gugus Tugas Khusus Pengendalian Perizinan dan Pengawasan Kegiatan terhadap Pemanfaatan Bagian-Bagian Jalan Tol, dan juga Komisi Keselamatan Konstruksi dan Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan.
Berdasarkan pemantauan Tim tersebut, saat ini sudah dilakukan perbaikan dengan pengecoran dan pengisian serta penguatan struktur tanah (grouting) agar tidak kembali terjadi longsor.
Baca juga: Kronologi Transjakarta Mogok di Rel Kereta Api Halimun, Seluruh Penumpang Dipastikan Selamat
Selama proses ini, lajur lalu lintas ditutup satu lajur sampai selesainya pekerjaan grouting.
Setelah proses grouting selesai, jalur lalu lintas akan kembali dibuka menjadi dua lajur sesuai kapasitas semula.
Mirza melanjutkan, penurunan tanah tidak mengganggu proses pekerjaan kontruksi terowongan Tunnel 8 Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Baca juga: Penumpang Kereta Jarak Jauh Melonjak 5 Kali Lipat
Di sisi lain, tim di lapangan juga melakukan penataan drainase yang baik mengingat lokasi tersebut berada pada tikungan jalan dengan super elevasi miring dan juga jalan menurun yang tujuannya menjauhkan aliran air dari badan terowongan.
“Antisipasi dan mitigasi dalam setiap langkah pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung selalu kami lakukan,” ujar Mirza.
“Begitu juga koordinasi dan komunikasi serta pelibatan para ahli agar dampak pembangunan bisa diminimalisasi dan pembangunan bisa berjalan dengan baik,” katanya.