Megawati lantas mengenang momen bagaimana ayahnya takut menunggangi kuda menjelang upacara peringatan Hari Angkatan Perang Pertama di Yogyakarta pada 5 Oktober 1946.
Cerita itu didapat Megawati dari Ibunya, Fatmawati. Mega bercerita, Bung Karno saat itu tidak bisa sama sekali menunggang kuda.
Karena itu Bapak Proklamator itu lantas meminta diberikan kuda yang jinak. Bung Karno berlatih menunggang kuda beberapa hari sebelum upacara berlangsung.
"Jadi tidak ada saya bayangkan mendengar cerita ibu saya itu bagaimana seorang panglima tertinggi, kudanya itu jinak," kenang Mega.
Setelah memimpin upacara, kata dia, Bung Karno langsung memeriksa kesiapan angkatan perang yang kini bernama Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Menurut Megawati, momen itu merupakan sejarah Indonesia yang tidak boleh dilupakan.
"Kita tidak akan pernah lupa dan saya selalu diingatkan oleh ayah saya betapa pentingnya bagi generasi dari militer itu mengingat strategi perang gerilya. Dalam UUD 1945 maka salah satu isinya bahwa kita akan selalu bagi sisi keamanan dan ketahanan bukan untuk melakukan sebuah penjajahan tapi kita justru sebagai negara Indonesia selalu menjaga perdamaian dunia," imbuhnya.
Terkait itu, Mega mengapresiasi Kementerian Pertahanan membangun patung Bung Karno berkuda di Gedung Kemenhan.
Ia mengatakan peresmian tersebut menjadikan seluruh api sejarah perjuangan bangsa bergelora kembali. Selain itu juga menjadi api semangat yang tak kunjung padam dalam perjuangan Indonesia berdaulat.
Prabowo Cerita Bung Karno Latihan Naik Kuda 3 Hari
Sementara Prabowo dalam sambutannya menceritakan bahwa patung Bung Karno menunggangi kuda ini dilatarbelakangi peristiwa 5 Oktober 1946.
Saat itu Bung Karno menjadi panglima tertinggi pada hari angkatan perang pertama dan diminta menjadi inspektur upacara. Kala itu dalam tradisi angkatan perang, sang inspektur memimpin upacara dengan berkuda.
"Patung ini adalah ketika Presiden Soekarno sebagai panglima tertinggi kita yang pertama pada hari angkatan perang yang pertama, yaitu 5 Oktober 1946, di Yogyakarta menjadi inspektur upacara. Di mana untuk pertama kali Republik Indonesia menunjukkan bahwa Republik Indonesia memiliki angkatan perang yang siap memertahankan kemerdekaan. Sebagai inspektur upacara sebagaimana tradisi waktu itu para pimpinan tentara meminta kesediaan beliau untuk menjadi inspektur upacara di atas kuda," kata Prabowo.
Bung Karno yang jarang naik kuda lantas dengan keras berlatih selama 3 hari. Prabowo mengatakan kerja keras itu dilakukan lantaran Bung Karno menyadari perannya sebagai panglima tertinggi.