TRIBUNNEWS.COM - Habiburokhman menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin mengasumsikan kedekatan Prabowo dengan Megawati ke dalam politik 2021.
Karena memang itulah politik dari Gerindra, yang selalu menghormati tokoh-tokoh bangsa.
"Jadi kami tidak mau mengansumsikan ini ke politik 2024. Karena memang itulah politik Gerindra. Kami selalu menghormati, Pak Prabowo selalu menghormati tokoh-tokoh bangsa," kata Habiburokhman dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Senin (7/6/2021).
Menurut Waketum Gerindra ini, kedekatan tersebut salah satunya merupakan bentuk penghormatan Prabowo terhadap Megawati sebagai salah satu tokoh bangsa, sekaligus putri Proklamator Soekarno.
Baca juga: Megawati Sebut Sahabat ke Prabowo, Isyarat Koalisi 2024?
"Terkait agenda pak Prabowo dan ibu Megawati, saya pikir itu agenda penting baik secara formal maupun secara substansi."
"Secara formal itu memang peresmian patung Bung Karno, diketahui adalah Proklamator kita yang sangat besar jasanya bagi bangsa dan negara," ucap Habiburokhman.
Habiburokhman juga menyebutkan bahwa kedekatan Prabowo dengan Megawati sudah berlangsung sejak lama.
Di saat mereka berdua sama-sama mencalonkan diri dalam Pilpres.
"Secara substansi itu merupakan bentuk ekspresi kedekatan antar tokoh bangsa pak Prabowo pimpinan kami dan ibu Megawati pimpinan PDI-P."
"Selama ini memang hubungan beliau berdua sangat baik ya. Kita tahu pernah maju bersama sebagai pasangan Capres-Cawapres," tambahnya.
Baca juga: Prabowo Subianto Resmikan Patung Bung Karno, Megawati Ucapkan Terima Kasih & Sebut Momen Istimewa
Momen Keakraban Megawati dan Prabowo Bagian dari Membangun Kedekatan Jelang Pilpres 2024
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Pengamat Politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti menilai, momen keakraban antara Megawati dan Prabowo saat peresmian Patung Bung Karno merupakan bagian dari membangun kedekatan jelang pilpres 2024.
Menurut Ray, perekatan emosional terus dilakukan oleh kedua pihak agar kendala-kendala non emosional juga dapat dihindarkan.
"Sudah sulit mengabaikan bahwa PDIP dan Gerindra akan berkoalisi di pilpres yang akan datang. Masalahnya siapa dari PDIP dan di posisi apa? Meskipun secara umum, kita mendapat kesan adakah Prabowo dengan Puan," kata Ray saat dihubungi Tribunnews, Senin (7/6/2021).
Ray menambahkan, bahwa kesan umum Prabowo-Puan bisa juga berubah kala duet ini tidak terlalu besar minatnya di ranah pemilih.
Gerindra, khususnya, tentu memungkinkan untuk mengevaluasi nama yang dicalonkan oleh PDIP.
Baca juga: Ketika Megawati Sebut Prabowo Sahabat saat Resmikan Patung Bung Karno di Kemenhan
Bahkan tidak mungkin, Gerindra akan mencari nama lain di luar PDIP jika elektabilitas Prabowo-Puan mandeg.
"Dalam hal ini, posisi Gerindra jauh lebih kuat. Sekalipun keluar dari koalisi PDIP misalnya, Gerindra tetap memiliki banyak opsi untuk manuver. Jadi tidak mengherankan jika saat ini terlihat PDIP lebih membutuhkan Gerindra dibandingkan sebaliknya," ucap Ray.
Ray juga mengatakan, kata-kata manis seperti 'sahabatku' nampaknya akan terus bergema sampai ke pencalonan pasangan capres nanti.
Sebelumnya, Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri berterimakasih kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto karena diberi kehormatan meresmikan Patung Bung Karno Naik Kuda, di Gedung Kementerian Pertahanan hari ini.
Dalam moment tersebut, Megawati menyebut Prabowo sebagai sahabatnya.
"Atas nama pribadi dan keluarga Bung Karno, saya mengucapkan terima kasih dan penghormatan secara khusus kepada Bapak Prabowo, Menteri Pertahanan Republik Indonesia dan sekaligus sahabat saya, atas peresmian patung Bung Karno ini," kata Megawati saat peresmian patung Bung Karno di Kemenhan, Jakarta, Minggu (6/6/2021).
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Fransiskus Adhiyuda Prasetia)