Laporan Wartawan Tribunnews, Hasiolan Eko Purwanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada yang unik di aksi tanam pohon untuk penghijauan lingkungan dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup Dunia yang diselenggarakan Indonesia Respon di Sidoarjo, Jawa Timur, dan di Sumbawa, Nusa Tenggara Bara, Sabtu 5 Juni 2021.
Pohon-pohon yang ditanam di kegiatan bertajuk Gerakan Tanam Pohon Ber-nama ini sebagian diberi nama mengikuti nama-nama tokoh nasional yang namanya banyak menghiasai wajah media massa saat ini.
“Pohon-pohon tersebut kita tanam dan kita beri nama dengan nama-nama ; Sandi, Anies, Erik, Ganjar, Puan, Mardigu, Emil dan lain-lain. Kami berharap bahwa mereka adalah para tokoh yang nantinya menjadi pemimpin di negeri ini yang mau dan peduli terhadap lingkungan di Indonesia, “ ujar Ketua Umum Indonesia Respon, Hanif Sholahuddin
Latar belakang gerakan ini adalah salah satu gerakan antisipasi terhadap percepatan lajunya gletser yang mencair di antartika, dan jika tidak terkendali akan mengakibatkan kenaikan permukaan air laut setinggi 30 – 65 cm di tahun 2030 nanti.
Baca juga: Singgung Green Economy, Menteri PUPR: Penghijauan akan Dilakukan di Infrastruktur Indonesia
Menurut founder Indonesia Respon, Herie Marjanto, gerakan ini adalah salah satu dari pelaksanaan misi Indonesia Respon yaitu peduli terhadap perubahan iklim.
Dia mengatakan, ada risiko terjadinya pemanasan global ini akibat efek rumah kaca; dan apabila dibiarkan akan berdampak terhadap kerusakan ekosistem di dunia dan salah satu tandanya adalah dengan mencairnya gletser di wilayah kutub bumi.
Baca juga: Mojang Bandung Arsitek Penghijauan Kota Chicago dan San Fransisco
“Kami mengajak kepada rekan-rekan semua, para pimpinan daerah, kementrian lingkungan hidup, serta perusahaan-perusahaan khususnya usaha yang mengeksploitasi dan eksplorasi alam, untuk ambil bagian dalam gerakan ini," ajaknya.
"Gerakan tanam pohon bernama ini apabila diiikuti oleh seluruh rakyat Indonesia yang berjumlah 270 juta, maka akan ada 270 juta pohon baru yang ditanam dan Indonesia akan menjadi salah satu paru-paru dunia,“ imbuhnya.
Gerakan tanam pohon bernama ini, Hanif Sholahuddin ini mengambil dua lokasi pelaksanaan masing-masing di Desa Ngares Rejo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dan di Desa Pulau Bungin, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Lokasi di Sidoarjo dipilih sebagai pengingat agar pelestarian alam tetap menjaga di tengah masifnya eksploitasi alam seperti kasus lumpur Lapindo. Sementara, Desa Pulau Bungin dipilih karena menjadi salah satu pulau terpadat di dunia.