News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Unik

SBY Terima Sambutan Mengejutkan saat Tugas di Timor Timur

Penulis: Febby Mahendra
Editor: cecep burdansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Susilo Bambang Yudhoyono mempunyai pengalaman cukup unik, saat tiba di Timor Timur untuk bertugas jadi Danyon disambut dengan cara harus berlari sejauh 15 KM ke markas batalyon sambil membawa ransel dan peralatan yang cukup berat.

Keluarga SBY mendapat kamar kontrakan berukuran sedang di sebuah mes kawasan Renon, tengah Kota Denpasar. Tugas melatih itu ternyata berlangsung dua minggu, sebelum Wismoyo memutuskan memberangkatkan SBY ke Timor Timur.

Sampai di Bandara Dilli, SBY dijemput Komandan Pleton 2 Kompi D, Yonif 744, Letnan Dua Infanteri Wiyarto. Ny Ani terkejut ketika Wiryanto menyerahkan sejumlah perangkat prajurit kepada SBY. Ada senjata, ransel berserta isinya, dan helm baja.

Baca juga: AHY Jadi Pahlawan Kelahiran Ibas, Putra Kedua SBY

Teror telepon

Ternyata untuk menuju markas Yonif 744, SBY harus berlari sambil membawa beban seberat 25 kg.

“Aku hanya bisa bengong sambil menggandeng Agus dan Ibas. Suamiku dengan gagah berlari, terus menjauh, dan makin lama jadi tak terlihat,” ujar Ani.

Ny Ani lalu diberitahu seorang penyambut, SBY diharuskan lari sejauh 15 km menuju markas di Taibesi, Dili, dan menghadap Komandan Korem Kolonel M Yunus Yosfiah. Mengetahui hal itu Ani Yudhoyono merasa nelangsa.

“Tangisku tumpah perlahan. Sambil terus menggandeng Agus dan Ibas, kupalingkan wajahku agar kedua anakku tidak melihat ibu mereka menangis,” tambah Ani.

Beruntung ada dua perwira yang menghampiri mereka, yaitu Mayor Infanteri Robert Simbolon dan Mayor Infanteri M yasin, rekan seangkatan SBY.

Mereka mengatakan siap mengantarkan ke mes di Dili yang baru dapat dimasuki menjelang malam hari karena sebelumnya harus dibenahi lebih dulu.

Menjelang tengah malam SBY baru muncul. Tubuhnya berkeringat, wajahnya lusuh.

Belakangan SBY menjelaskan tradisi penyambutan yang unik tersebut sebenarnya cukup berisiko.

Tidak ada yang bisa menjamin sang komandan batalyon akan sampai di Dili dalam kondisi fisik yang segar.

Berlari sejauh 15 km sambil membawa beban berat, risiko terjatuh bisa saja terjadi. Manakala sang komandan terjatuh di depan anak buahnya, bukan tidak mungkin akan mempengaruhi wibawanya.

Ani Yudhoyono kemudian menemui kejutan yang lain, yaitu ketika ia belanja di pasar. Pasalnya harga sayuran dan bahan makanan benar-benar mahal, sekitar tiga sampai empat kali lipat harga di Jakarta.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini