TRIBUNNEWS.COM - Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menanggapi munculnya Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto dalam Podcast Deddy Corbuzier.
Menurut Adi, Ketua Umum Partai Gerindra itu lebih nyaman bicara di media sosial seperti podcast.
Hal itu lantaran Prabowo bisa berbicara mengenai apa saja dan waktunya tidak terbatas.
"Saya merasa dan melihat sepertinya Prabowo lebih friendy dan nyaman kalau bicaranya di media sosial seperti podcast ketimbang media mainstream seperti TV," kata Adi, dikutip dari tayangan Youtube tvOne, Rabu (16/6/2021).
"Karena mungkin (kalau di TV) waktunya terbatas, isunya juga segmented hanya satu atau dua isu. Kalau di media sosial lebih bisa bicara apa saja," tambahnya.
Bahkan, dalam podcast tersebut, Prabowo sampai bicara di luar kebiasaannya sebagai prajurit militer yang bahasanya selalu tertata.
"Saya menemukan satu suasana di mana Prabowo bicara out of the box, dari segi diksi ada kata-kata 'gue'."
"Itu kan suatu hal yang belum pernah kita dengar dari Prabowo, karena dari sosoknya yang militer kan bahasanya tertata," ujar Adi.
Hal-hal tersebut, menurut Adi, menjadi sinyal dari Prabowo untuk kembali menuju calon Presiden 2024.
"Prabowo sebenarnya sedang bermain indah kembali menuju 2024," katanya.
Adi mengatakan, sinyal menuju 2024 dari Prabowo terlihat dari banyaknya hal yang dibahas dalam podcast tersebut.
Baca juga: Prabowo Akui Siap Jadi Capres 2024, Habiburokhman: Kita Tunggu Pernyataan Resmi Beliau
Baca juga: Politikus PDIP : Tantangan Prabowo adalah Cari Cawapres yang Bisa Dongkrak Elektabilitasnya
Padahal, selama ini Prabowo lebih banyak diam dan jarang tampil ke publik, baik sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Ketua Umum Partai Gerindra.
"Prabowo dalam podcast itu all in bicaranya, mulai bagaimana dia di prajurit, soal begitu banyak protes yang datang ketika memutuskan menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi, dan tentang anggaran alutsisa yang belakangan menjadi viral."
"Artinya Prabowo tampil kepada publik segaligus menegaskan dua hal, dirinya sebagai Ketua Umum Partai dan sebagai Menhan," ujar Adi.
"Ini menjelaskan banyak hal, karena selama ini hampir dua tahun menjadi menteri Jokowi, belum pernah memberikan statement yang berkaitan dengan situasi politik yang berkembang," tambah Adi.
Alasan Prabowo Jarang Bicara di Media
Seperti diketahui, Prabowo Subianto menjawab pertanyaan mengapa dirinya lebih banyak diam atau jarang bicara di media.
Prabowo menjawab pertanyaan itu kala menjadi bintang tamu dalam Close the Door Podcast bersama Deddy Corbuzier.
Alasan Prabowo tak lain karena jabatan yang ia emban saat ini sebagai Menhan.
"Pertahanan itu adalah hal yang menyangkut keselamatan negara, keselamatan bangsa. Jadi unsur-unsur pertahanan itu sebenarnya rahasia, sangat rahasia," ungkap Prabowo dalam tayangan YouTube Deddy Corbuzier yang diunggah Minggu (13/6/2021).
Baca juga: Politisi PDIP: Tantangan Pak Prabowo Cari Cawapres yang Bisa Dongkrak Elektabilitasnya
Prabowo menyebut suatu negara pasti ada yang tidak disukai dari negara lain.
"Ini adalah sifat manusia bahwa manusia itu selalu akan merebut sumber daya, merebut kekayaan untuk survive untuk hidup."
"Nah bangsa-bangsa, suku-suku, kelompok-kelompok, dan akhirnya bangsa-bangsa itu pasti mau merebut."
"Di situlah masalah pertahanan ini, masalah yang sangat sensitif, saya sebetulnya enggan bicara," jelas Prabowo.
Namun di sisi lain, lanjut Prabowo, hidup di alam demokrasi membuat Prabowo menjadi dilema.
"Rakyat ingin tahu kondisinya, ingin tahu masa depannya, ingin tahu keselamatannya, rakyat punya hak untuk tahu."
"Nah ini dilema, di satu pihak kita harus rahasia, di lain pihak rakyat ingin tahu, nah ini rawan," ungkapnya.
Baca juga: Pengamat: Kontrak Pengadaan Alutsista Prabowo Baru Tahap Awal
Kerawanan tersebut, jelas Prabowo, dikarenakan ada kelompok yang kadang-kadang punya ambisi pribadi.
"Ada kelompok yang kadang-kadang dia tega untuk mengorbankan kepentingan bangsa, kepentingan rakyat, tega bahkan ada sebagian oknum yang mau menjual bangsanya kepada bangsa asing, ini sejarah kita lho."
"Jadi kita kadang-kadang dilema," ungkap Prabowo.
Soal Rencana Anggaran Pertahanan
Prabowo, dalam podcast tersebut juga menjawab kehebohan rencana anggaran bidang pertahanan yang mencapai Rp 1.700 triliun.
Padahal, itu masih sebatas rencana dalam belum disetujui.
"Ada yang mengatakan Prabowo ingin bikin anggaran 1.700 triliun, sudah heboh. Itu pun belum disetujui, masih digodok," ungkap Prabowo.
Baca juga: Sebut Prabowo sebagai Sahabat, Megawati Heran Malah Jadi Viral: Saya Pusing Lho
Prabowo menyebut bernegara itu tidak mudah.
"Bernegara itu ada prosesnya, ada prosedurnya, ada sistemnya, ada tata cara, tata kelola."
"Jadi kita pihak yang teknis, saya sebagai Menteri Pertahanan diwajibkan menyusun rencana pertahanan, anggarannya berapa saya ajukan," ungkapnya.
Adapun selanjutnya, rencana tersebut perlu disetujui oleh presiden dan kabinet.
"Presiden setuju apa enggak, tapi presiden pasti minta saran, bagaimana Menteri Keuangan, gimana Menteri Bappenas, nanti ditanya lagi menteri-menteri lain."
"Itu belum disetujui," ungkap Prabowo.
Berita terkait Prabowo Subianto
Disclaimer: Tribunnews telah diberikan izin oleh pihak manajemen Deddy Corbuzier untuk mengutip pernyataan Prabowo Subianto dalam podcast tersebut.
(Tribunnews.com/Maliana/Gilang Putranto)