News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

172 ABK WNI Tertahan di Fiji Direpatriasi 

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebanyak 172 ABK WNI yang tertahan kepulangannya dari Fiji berhasil pulang ke Indonesia pada Rabu (16/6/2021) malam

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Sebanyak 172 ABK WNI yang tertahan kepulangannya dari Fiji berhasil pulang ke Indonesia pada Rabu (16/6/2021) malam.

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha mengatakan Kemlu dan KBRI di Suva, Fiji telah memfasilitasi repatriasi 172 ABK WNI tersebut.

ABK WNI tersebut telah tiba di Bandara Soekarno-Hatta dengan menggunakan penerbangan charter Garuda.

"Tertahannya ABK WNI tersebut akibat kebijakan penutupan perbatasan dan penerbangan internasional yang diterapkan oleh Pemerintah Fiji sejak Mei 2021," ujar Judha dalam keterangannya. 

Baca juga: POPULER Internasional: Pria Turunkan BB 80 Kg dalam Setahun | Profil PM Israel Naftali Bennett

Sebagian besar dari mereka telah berada di laut selama lebih dari 2 tahun.

Setelah melalui upaya diplomasi intensif, otoritas terkait di Fiji memberikan izin turun kapal (sign off) dan penerbangan repatriasi.

Selama berada di atas kapal, KBRI Suva juga memberikan bantuan logistik kepada para ABK WNI.

"Keberhasilan repatriasi ini merupakan hasil kerja sama dan koordinasi yang baik pula antar Kementerian/Lembaga terkait di dalam negeri," ujarnya.

Kerja sama dan kordinasi dilakukan juga dalam hal memfasilitasi ketibaan para ABK WNI dan mendorong pertanggungjawaban dari perusahaan yang memberangkatkan para ABK.

Dalam repatriasi ini, turut dipulangkan 2 jenazah ABK WNI yang meninggal di atas kapal.

Berdasarkan otopsi, kedua jenazah meninggal karena sakit,  bukan Covid-19 sehingga dapat diizinkan utk dipulangkan ke tanah air.

"Selama masa pandemi Covid-19, pemulangan ABK/PMI dari luar negeri mengalami tantangan yang besar mengingat kebijakan pembatasan ketat yang diterapkan berbagai negara," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini