TRIBUNNEWS.COM - Inilah berita populer nasional dalam 24 jam terakhir.
Mulai dari berita vaksin Sinovac hingga Pfizer tidak boleh untuk vaksinasi gotong royong.
Lalu ada berita profil KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo, calon Panglima TNI.
Adian Napitupulu kabarkan kondisi kesehatannya.
Ada juga artikel Anies Baswedan diminta segera terapkan PSBB ketat.
Baca juga: Fraksi PAN DPR Dukung Pembubaran Lembaga Non-Struktural
Hingga berita Fahri Hamzah singgung kemungkinan jadi tersangka
1. Vaksin yang Tak Boleh untuk Vaksinasi Gotong Royong
Juru Bicara COVID-19 dari Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi MEpid mengklarifikasi dan menjelaskan simpang siur Permenkes Nomor 18 tahun 2021.
"Kami tegaskan kembali bahwa vaksin yang digunakan dalam vaksinasi program pemerintah itu tidak boleh sama jenis dan merknya dengan yang digunakan oleh vaksin dalam program vaksinasi gotong royong," ujar Nadia dalam dialog KCPEN virtual, Rabu (16/6/2021).
Artinya vaksin Sinovac atau Coronavac, AstraZeneca, Novavax, maupun Pfizer tidak akan digunakan dalam vaksinasi gotong royong.
"Ini yang harus kita pahami," ucap perempuan berhijab ini.
Baca juga: Dinkes DKI: Rusun Nagrak Siap Jadi Tampung Pasien Covid-19 Hingga Kapasitas 2.500 Tempat Tidur
2. Profil KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Fadjar Prasetyo menjadi calon Panglima TNI bersama kepala staf angkatan lainnya.
Yakni Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa.
Hal tersebut merupakan persyaratan pemilihan Panglima TNI yang berasal dari perwira tinggi tiga angkatan TNI.
Meskipun tidak diunggulkan seperti yang dikabarkan sebelumnya, Marsekal Fadjar Prasetyo merupakan pemimpin yang memiliki karier moncer.
Lantas berikut ini akan dibahas profil dan sepak terjang Marsekal Fadjar Prasetyo.
3. Kabar Adian Napitupulu setelah Disuntik Vaksin Nusantara
Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Adian Napitupulu menjadi salah satu orang yang telah disuntik Vaksin Nusantara.
Vaksin Nusantara yang digagas oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, sempat menjadi polemik dan perdebatan di Tanah Air.
Adian mengaku kondisinya baik-baik saja setelah menerima suntikan vaksin Nusantara.
"Saya mungkin satu dari yang sudah disuntik vaksin Nusantara dan sudah 53 atau 54 hari sampai saat ini kondisinya baik-baik saja, pimpinan," ujar Adian dalam rapat dengar pendapat Komisi VII DPR RI dengan Terawan, Rabu (16/6/2021).
Politikus PDI Perjuangan itu juga mengungkap tak ada efek samping atau keluhan setelah dirinya menjalani vaksinasi.
4. Anies Diminta Terapkan PSBB Ketat
Koordinator Lapangan Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Letkol (Mar) M. Arifin menjelaskan soal para pasien yang dirawat di sana.
"Mayoritas (pasien) Jakarta, 80 persen Jakarta," kata Arifin kepada wartawan, Selasa (15/6/2021)
Dia mengatakan pasien yang masuk ke Wisma Atlet merupakan kiriman dari Puskesmas yang ada di Jakarta.
Arifin mengatakan puluhan pasien masih akan dikirim ke Wisma Atlet
"Bahkan sudah di kelurahan-kelurahan sebelahnya ikut tertular, Ciracas, Bambu Apus, kendalikannya harusnya mulai sekarang ya."
"Jalan harusnya sepi jangan macet seperti ini, berarti kan mobilisasi orang tidak dikendalikan," katanya.
Arifin menyarankan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerapkan PSBB ketat.
"Biar kita bisa fokus menangani pasien dengan baik. Kalau sudah landai silakan diatur secara bertahap lagi. Kalau sekarang ini harus diatur benar, klaster kantor juga harus diatur benar," lanjut Arifin.
5. Fahri Hamzah Singgung Kemungkinan Jadi Tersangka
Mantan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, memberi tanggaan terkait namanya yang disebut dalam sidang perkara dugaan suap perizinan ekspor benih lobster atau benur dengan terdakwa mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo.
Tanggapan tersebut disampaikan Fahri melalui postingan di akun Twitternya, @Fahrihamzah, Rabu (16/6/2021).
Fahri menyatakan dirinya siap dan rela menjadi tersangka di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) apabila dugaan keterlibatan dirinya dalam suap ekspor benur tersebut merupakan hasil penemuan bukti awal yang valid.
Wakil Ketua Umum Partai Gelora itu menyatakan tidak akan lari asalkan diberi hak untuk membela diri.
"Demi kepastian hukum, Saya bukan saja harus mau tapi harus rela jadi tersangka @KPK_RI jika itu hasil sebuah penemuan bukti awal yang valid.
Gak usah takut, saya gak akan lari. Ini tanah tumpah darah saya.
Asalkan saya diberi hak membela diri secara terbuka di depan mahkamah," tulis Fahri.
(Tribunnews.com)