“Karena itulah, apapun yang dikenakan Bung Karno akan memberikan pengaruh besar bagi masyarakat dan dunia. Tekad beliau, lewat kebudayaan, membawa Indonesia untuk sejajar dengan negara-negara lain di dunia,” tegas seniman yang pernah menjabat Staf Khusus Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 2014-2019.
Meskipun Bung Karno mengenakan pakaian modern seperti jas, dasi, dan kacamata, ditambah menenteng tongkat, tapi satu hal tidak lepas dari identitas sebagai bangsa Indonesia, yaitu mekakai peci hitam.
Gaya Bung Karno mengenakan setelan jas, sejatinya Bung Karno memosisikan penampilannya dalam standar internasional.
“Gayanya yang universal, sangat dunia, sangat global, tapi beliau memakai peci untuk menunjukan global ini dengan identitas bangsa Indonesia. Tongkat pun merupakan bagian dari gestur untuk menunjukan kepemimpinannya,” tambah Sammy.
Selain itu, Bung Karno memang dikenal senang memakai uniform jas putih bergaya militer dengan empat saku plus seabrek bintang jasa di dada.
Karakteristik ini menunjukan bahwa Bung Karno merupakan panglima tertinggi yang akan membuat bangga rakyatnya dan menjadi kekuatan tersendiri bagi bangsa Indonesia secara psikologis melalui penampilan pemimpinnya.
Di akhir perbincangan, Sammy memberi pesan untuk tidak menyeragamkan apa yang beragam. Keragaman adalah kelebihan Indonesia. Untuk itu, kita tidak usah memperdebatkan mana busana Indonesia yang sebenarnya.
“Semua busana yang beragam adalah kelebihan Indonesia. Kita punya banyak kekayaan dalam kebudayaan kita. Local is the new global. Dengan memahami apa yang kita miliki, itu adalah kekuatan kita saat masuk ke dunia global,” pungkasnya.