"Mereka abai melaksanakan protokol kesehatan karena di antara mereka percaya kekebalan tubuh sudah diperoleh setelah divaksin. Persepsi inilah yang membuat mereka abai menggunakan masker dan merasa aman berada di tengah kerumunan. Hal ini juga yang membuat sebagian anggota masyarakat merasa aman untuk mudik," ucapnya.
Di sisi lain, menurut Lucy pemerintah memang sudah sejak awal ambigu dalam mengatasi Covid-19.
Dia menilai kebijakan pemerintah tidak pernah fokus pada penanganan kesehatan dan selalu coba mencari keseimbangan penanganan Covid-19 dari sisi kesehatan dan ekonomi.
Akibatnya, dalam mengatasi pandemi Covid-19 selalu tarik ulur seperti bermain layang-layang untuk mencapai keseimbangan sisi kesehatan dan sisi ekonomi," ujarnya.
"Belum lagi masalah tidak padunya pengambilan kebijakan di pusat dan pusat dengan daerah. Akibatnya, sesama aparat pemerintah saling berpolemik, sementara masalah Covid-19 menjadi terbaikan," imbuhnya.
Baca juga: Setelah Vaksinasi Covid-19, Lansia di Tegal Merasa Lemas, Sudah Seminggu Terbaring di Tempat Tidur
Agar fokus penanganan Covid-19, Lucy menilai anjuran WHO agar Indonesia melaksanakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) diperketat sangat layak dilaksanakan.
Kalau PSBB dilaksanakan, maka pemerintah minimal harus menyediakan sembako bagi rakyatnya, terutama untuk masyarakat yang tidak mampu.
"Hal itu harus dilakukan pemerintah, karena pembukaan UUD 1945 mengamanatkan demikian. Negara harus melindungi segenap tumpah darah Indonesia," pungkasnya.