Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Merespon Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali dan sejumlah daerah di Indonesia, legislator muda Golkar Dyah Roro Esti memanfaatkan waktunya dengan berdiskusi memanfaatkan teknologi.
Roro Esti mengadakan talkshow 'Roro Talks' dengan tema 'Woman in Politics' melalui fitur Live Instagram bersama politikus perempuan lainnya.
Dalam talkshow ini, Roro Esti mengundang Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDIP Krisdayanti, dan politikus muda dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany Alatas.
"Roro Talks merupakan sebuah platform diskusi yang diinisiasi dengan tujuan untuk berbagi ilmu, membahas topik-topik yang berkaitan erat dengan The Sustainable Development Goals (SDGs), isu sustainability secara keseluruhan, hingga kepemudaan. Sebuah inisiatif yang diharapkan dapat meningkatkan transparansi di parlemen dengan mengikutsertakan masyarakat umum di dalam diskusi-diskusi tersebut," ujar Roro Esti, kepada wartawan, Senin (12/7/2021).
Dalam kesempatan ini, anggota Komisi VII DPR RI itu menjelaskan bahwa keterwakilan perempuan di parlemen di harapkan memenuhi kuota 30% sesuai dengan yang tertera pada UU Pemilu Nomor 12 Th 2004.
Namun, pada periode 2019-2024 per Januari 2021 terdapat 123 jumlah perempuan di DPR RI, yakni mencakup 21,39% hingga masih tergolong di bawah target.
Baca juga: Politikus PKS Dorong Pemerintah Ambil Langkah Darurat Antisipasi Kolapsnya Layanan Kesehatan
Roro Esti berpendapat bahwa terdapat beberapa keunggulan dengan keberadaan perempuan di parlemen.
Salah satu diantaranya adalah kecenderungan para perempuan untuk memperjuangkan hak-hak perempuan, hingga merumuskan kebijakan yang sifatnya long term yang langsung berdampak pada para generasi penerus bangsa.
Misalnya seperti yang saat ini dibahas di Komisi VII dengan adanya pembahasan RUU EBT, dengan harapan dapat ikut serta dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan.
“Ada tiga poin, pertama, perempuan punya kecenderungan untuk mendorong equal rights, kedua, perempuan mempunyai kecenderungan mendorong kebijakan yang bersifat long term. Dan yang terakhir, perempuan mempunyai kecenderungan menggunakan hati dan memiliki sensitifitas untuk memperjuangkan dan menjalankan tugasnya," kata Roro Esti.
Baca juga: Politikus PKB Tanggapi Pernyataan Ibas: Indonesia Bukan Failed Nation
Krisdayanti dan Tsamara pun menyampaikan persepsinya masing-masing mengenai kiprah perempuan di dunia politik dan isu-isu yang melingkupinya.
KD, sapaan akrab Krisdayanti, menjelaskan bahwa karirnya di dunia politik diawali dengan niatan yang besar untuk membangun bangsa.
“Ya ini berkah yang luar biasa, kesempatan yang luar biasa dan ga semua punya kesempatan ini. Jadi kalo kita bawa politik ini untuk sesuatu kebaikan walaupun dari sudut pandang yang berbeda A bilang ini B bilang itu tapi tujuannya semuanya untuk kebaikan bangsa kita kenapa enggak? Kita bergerak bergotong royong InshaAllah kita akan bisa mencapai sebuah kebaikkan untuk bangsa kita," ucap Krisdayanti.