Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie mengajak kepada seluruh masyarakat untuk mentaati anjuran pemerintah dan ulama agar menggelar shalat Idul Adha di rumah saja.
"Pemerintah dan ormas Islam sudah melarang takbiran keliling juga shalat Idul Adha di lapangan atau di masjid. Sepatutnya kita ikuti aturan tersebut," kata Effendy Choirie dalam keterangan tertulisnya, Senin (19/7/2021).
Sebab, jika tidak dilarang akan berpotensi menjadi klaster baru penyebaran virus Covid-19 di Indonesia.
Saat ini, jumlah masyarakat yang terpapar virus corona terus mengalami kenaikan yang signifikan.
"Kita tidak mau Idul Adha justru jadi klaster terbaru," tambahnya.
Baca juga: Jokowi Ajak Umat Muslim Bertakbir dan Berdoa di Rumah agar Pandemi Covid-19 Segera Berakhir
Untuk itu, menurut Effendy Choirie, sebagai umat Islam wajib untuk menjalankan aturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah dan ulama karena baik untuk seluruh masyarakat.
Gus Choi, biasa Effendy Choirie disapa juga menegaskan jika pemerintah dan ulama melarang bukan tanpa dalil.
Dalilnya, di dalam Islam harus lebih mencegah kerusakan ketimbang memperoleh kemaslahatan. Dan Covid-19 merupakan wabah yang sangat merusak. "Saya kira dalil-dalil semua shohih."
Terlebih, sambung Gus Choi, shalat Idul Adha juga sifatnya sunnah. Sedangkan shalat yang sifatnya wajib saja dianjurkan dan lebih baik dilakukan di rumah saja.
Lebih lanjut, politisi senior ini juga mengingatkan agar panitia kurban untuk menjaga protokol kesehatan (prokes) ketika melakukan pemotongan hewan kurban.
Baca juga: Bolehkah Sholat Idul Adha di Rumah Tanpa Khutbah? Ini Penjelasan serta Tata Cara Sholat Idul Adha
Anjuran ini dilakukan karena setiap pemotongan hewan kurban, banyak warga setempat yang kerap berkerumunan hanya untuk melihat-lihat.
Jadi, panitia kurban harus benar-benar ketat dalam menjalankan aturan prokes.
Begitupun pada saat pembagian daging kurban. Diharapkan, panitia langsung membagikan secara door to door agar tidak ada antrean atau kerumunan.
"Bisa bahaya kalau warga berkerumun. Nanti jadi klaster kurban," tandas Gus Choi.