TRIBUNNEWS.COM - Poster seruan untuk melakukan aksi unjuk rasa menolak PPKM Darurat atau disebut aksi Jokowi End Game, sempat ramai di media sosial beberapa waktu lalu.
Dalam seruan tersebut, rencana aksi 'Jokowi End Game' dilakukan pada Sabtu (24/7/2021), dimulai dari Glodok menuju Istana Negara.
"Mengundang seluruh elemen masyarakat!! Untuk turun ke jalan menolak PPKM dan menghancurkan oligarki istana beserta jajarannya," tulis seruan pada poster itu.
Namun, aksi tersebut mendapat kecaman publik, karena dianggap membahayakan masyarakat di tengah lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.
Baca juga: Aksi Demo Jokowi End Game Tak Terbukti, Polisi Buru Penyebar Hoax
Setelah aksi tersebut tidak terbukti, publik pun kembali menyoroti sebaran poster untuk menangkap sang provokator aksi tersebut.
Kemudian, nama Ahmad Sofian yang diduga menjadi provokator aksi 'Jokowi End Game' muncul di media sosial.
Sosoknya menjadi sorotan setelah muncul sebaran poster yang menuntut dirinya ditangkap dan dipenjara.
Bahkan, sebaran poster yang berjudul "Penjarakan Achmad Sofian" pun ikut viral di media sosial.
Lantas, siapakah sosok Ahmad Sofian?
Dikutip dari Warta Kota, Ahmad Sofian adalah warga Jalan Dukuh II RT06/01, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.
Ayah tiga anak itu tengah diburu polisi lantaran diduga menjadi provokator aksi unjuk rasa 'Jokowi End Game', Sabtu (24/7/2021) kemarin.
Baca juga: Provokator Demo PPKM Jokowi End Game Sebar Propaganda di WA Group Klub Tenis
Yudi, Ketua RT 6 RW 1, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, mengaku kaget ketika melihat warganya jadi buruan polisi di media sosial.
Ia sempat tidak percaya kala melihat wajah Ahmad Sofian di akun Twitter pribadinya pada Jumat (23/7/2021) malam, menjadi sorotan.
Pasalnya, selama tinggal di lingkungan rumahnya sejak beberapa tahun silam, Sofian tidak menunjukan gelagat mencurigakan.
Terlebih, terlibat dalam aksi polisi atau mendukung kegiatan partai politik.
"Jangankan saya, warga sekitar saja pasti jawabannya sama, enggak nyangka," kata Yudi pada Sabtu (24/8/2021).
Yudi melanjutkan, warga sekitar tidak ada yang tahu kegiatan Ahmad Sofian sehari-hari.
Hal itu lantaran sosoknya berangkat kerja pagi hari dan pulang kerja sore atau malam.
"Gitu aja kok enggak ada yang aneh dan hal buruk juga enggak ada," terang Yudi.
Baca juga: Garda Sebut Aksi Jokowi End Game Bermuatan Politis: Mitra Ojol Hanya Dicatut dan Dimanfaatkan
Baca juga: Polri Imbau Masyarakat Tak Terhasut Ikuti Aksi Jokowi End Game di Istana Besok
Yudi pun tidak tahu kalau Sofian ikut dalam kegiatan partai politik di luar lingkungannya.
Karena selama ini, Sofian hanya dianggap warga biasa dan tidak ikut-ikutan dalam berpolitik.
"Warga sini sempat nanya, ini benar enggak Pak RT, ini bener enggak, mereka lihat di medsos," ujarnya.
Lebih lanjut, Yudi awalnya sempat mengira warganya sedang difitnah.
Sebab, polisi hanya menanyakan kepada warga sekitar terkait keberadaan Sofian.
"Polisi sih enggak sampai ke rumahnya, cuma nanya ke warga sini, si Sofian ada apa enggak," ucapnya.
Menurut Yudi, Sofian memang sosok yang kurang bersosialisasi, tapi bersikap baik kepada warga sekitar.
Oleh sebab itu, awalnya ia mengira Sofian sedang di fitnah oleh orang lain.
Namun, setelah aparat kepolisian datang ke lingkungannya, barulah ia percaya.
Warga sekitar menjawab, sejak Jumat (23/7/2021) malam, Ahmad Sofian sudah tidak terlihat.
Polisi tidak berani datang ke rumah karyawan di sebuah restoran siap saji di Jakarta Barat tersebut, karena mertua Sofian sedang sakit.
Baca juga: Mahfud MD: Ada Kelompok Tertentu Manfaatkan Situasi, Apapun yang Diputuskan Pemerintah Itu Diserang
Ditakutkan, jika polisi datang ke rumah Sofian, dapat memperparah kondisi kesehatan mertuanya.
"Kita sih enggak membela atau menutup-nutupi ya karena memang dia sudah pergi dari sini sejak kemarin malam," ujar Yudi.
Yudi menambahkan, Sofian tidak terlihat sejak wajahnya terpampang di sosial media sebagai provokator Jokowi End Game pada Jumat (23/7/2021) malam.
"Waktu malam Jumat itu kita masih lihat dia, bahkan waktu Idul Adha kemarin dia nyumbang kambing," kata Yudi.
Polisi Buru Penyebar Hoaks Aksi 'Jokowi End Game'
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, aksi unjuk rasa yang mengatasnamakan 'Jokowi End Game' tidak terbukti.
"Sampai saat ini belum ada aksi sama sekali. Jadi banyak berikan hoax yang beredar tapi kami tetap antisipasi," Kombes Pol Yusri Yunus, Sabtu (24/7/2021), dikutip dari Tribunnews.
Yusri menyebutkan banyak hoaks yang tersebar di masyarakat terkait demo tersebut.
Hoaks tersebut, kata Yusri, banyak beredar di media sosial.
Baca juga: Polisi Bubarkan Demonstran Tolak Perpanjangan PPKM di Dekat Istana Negara
Mereka menggunakan logo ojek online yang sebenarnya tidak terlibat dalam aksi tersebut.
"Banyak yang beredar di media sosial untuk mengajak demo di Jakarta. Beberapa organisasi seperti ojol dan organisasi yang lain mengatakan tidak ikut karena mereka sadar bahwa Jakarta ini tinggi angka Covid," kata Yusri.
Yusri tidak menyebut berapa banyak hoaks yang ditemukan oleh Polda Metro Jaya.
Namun ia memastikan akan mencari tahu siapa penyebarnya.
"Nanti kita cari," katanya.
(Tribunnews.com/Maliana/Vincentius Jyestha Candraditya, Wartakotalive.com/Miftahul Munir)