News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polemik Pesawat Kepresidenan RI, Era SBY Dicat Biru-Putih, Jaman Jokowi Dicat Merah Putih

Penulis: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pesawat Kepresidenan RI dalam dua warna berbeda. (Foto Kompas.com/Serambi Indonesia).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pesawat Kepresidenan RI menuai pro dan kontra.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Andi Arief melayangkan protes terkait pengecetan ulang pesawat kepresidenan.

Di mana dahulu berwarna biru-putih menjadi merah-putih.

"Sekarang pesawat kepresidenan berwarna merah. Entah maksudnya apa, bisa warna bendera bisa juga corona. Dulu biru. Desain dan warna karya seorang mayor desainer di TNI AU," begitu cuitan dalam Twitter Andi Arief @Andiarief__, Selasa (3/8/2021).

Cuitan itu menjelaskan asal muasal warna awal pesawat.

Dahulu dominasi warna biru dipilih berdasarkan desain dari seoran prajurit TNI AU berpangkat mayor yang tujuannya adalah sebagai kamuflase dalam peningkatan keamanan penerbangan.

"Dominasi biru langit adalah upaya peningkatan keamanan penerbangan, sebagai warna kamuflase saat terbang," ujarnya.

Baca juga: Istana Beberkan Anggaran Cat Ulang Pesawat Kepresidenan RI

Ia melontarkan candaan dalam cuitan tersebut, yakni menuliskan lirik lagu dari Ariel Noah.

"Menghapus jejakmu kata Ariel."

Kritik serupa diutarakan Pengamat Penerbangan yang juga Mantan Komisioner Ombudsman, Alvin Lie.

Dia mengatakan, pemerintah seharusnya menangguhkan kebutuhan-kebutuhan yang tidak mendesak dan memfokuskan anggaran untuk penanggulangan pandemi Covid-19.

Pernyataan itu disampaikan Alvin Lie soal keinginan pemerintah yang ingin melakukan pengecatan terhadap pesawat kepresidenan dari semula berwarna biru menjadi merah.

“Hal-hal yang bukan kebutuhan mendesak perlu ditangguhkan. Anggaran difokuskan pada penggulangan pandemi,” ujarnya.

“Ingat, tunjangan dan insentif ASN, anggaran berbagai Lembaga, hingga Kementerian dipangkas untuk refocusing Anggaran.”

Alvin Lie menyarankan sebaiknya pemerintah menunjukkan sense of crisis terhadap situasi pandemi Covid-19 dan krisis ekonomi yang diakibatkannya.

“Di saat negara sedang hadapi pandemi dan krisis ekonomi, Pemerintah seharusnya menunjukkan sense of crisis,” ujar Alvin Lie.

Apalagi, lanjut Alvin Lie, melakukan cat ulang dan mengubah warna pesawat kepresidenan bukanlah kebutuhan yang mendesak.

Sebab, pesawat kepresidenan yang dimiliki Indonesia usianya baru 7 tahun dan jarang dipakai.

“Pesawat Kepresidenan usianya baru 7 tahun, jarang dipakai. Perawatan bagus, penampilan juga masih layak,” kata Alvin Lie.

“Tidak ada urgensi dicat ulang atau ubah warna," katanya.

Respon Istana

Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono, membenarkan jika pesawat kepresidenan akan dicat ulang menjadi warna merah putih.

Heru menyampaikan, perubahan warna cat pesawat kepresidenan tersebut dilakukan sesuai dengan warna bendera bangsa Indonesia.

“Sudah waktunya untuk diperbaharui. Pilihan warnanya adalah warna kebangsaan merah putih, warna bendera nasional,” kata Heru Budi Hartono melalui pesan singkat, Selasa (3/8/2021).

Di samping itu, Heru mengatakan pesawat kepresidenan juga akan melakukan perawatan besar karena usianya yang sudah mencapai 7 tahun.

“Pesawat itu sudah 7 tahun, secara teknis memang harus memasuki perawatan besar, overhaul. Itu harus dilakukan untuk keamanan penerbangan,” tegasnya.

Selain itu, Heru menambahkan pengecatan pesawat kepresidenan rencananya sudah dilakukan sejak 2019 dengan harapan dapat memberikan kebanggaan bagi bangsa dan negara.

“Perlu kami jelaskan bahwa alokasi untuk perawatan dan pengecatan sudah dialokasikan dalam APBN,” jelas Heru.

“Selain itu, sebagai upaya untuk pendanaan penanganan COVID, Kementerian Sekretariat Negara juga telah melakukan refocusing anggaran pada APBN 2020 dan APBN 2021, sesuai dengan alokasi yang ditetapkan Menteri Keuangan."

Perlu diketahui juga, sambung Heru, pengecatan pesawat kepresidenan akan dilakukan oleh pelaku industri dalam negeri.

Sehingga secara tidak langsung pengecatan ini mendukung industri dalam negeri.

“Dapat pula kami tambahkan, bahwa proses perawatan dan pengecatan dilakukan di dalam negeri, sehingga secara tidak langsung, mendukung industri penerbangan dalam negeri, yang terdampak pandemi,” tegasnya.

Biaya Rp 2 Miliar

Heru Budi Hartono mengatakan bahwa pesawat yang dicat ulang hanya pesawat BBJ2 saja.

Pengecatan ulang pesawat dilakukan sekaligus perawatan berkala.

"Pesawat itu sudah 7 tahun, secara teknis memang harus memasuki perawatan besar, overhaul. Itu harus dilakukan untuk keamanan penerbangan," kata Heru.

Baca juga: Istana Bantah Foya-foya Cat Ulang Pesawat Kepresidenan 

Heru mengatakan bahwa pengecetan dilakukan karena ada sebagian cat yang terkelupas sehingga harus diperbaharui.

Warna pesawat dibuat merah putih sesuai dengan bendera merah putih.

"Mengenai cat, memang sekalian diperbarui, karena sudah waktunya untuk diperbaharui. Pilihan warnanya adalah warna kebangsaan merah putih, warna bendera nasional," katanya.

Sementara itu sumber di istana membenarkan bahwa anggaran untuk mengecat ulang pesawat mencapai Rp 2 miliar.

Angka tersebut hanya untuk satu pesawat saja yakni BBJ 2.

"Iya plus-minus segitu (2 miliar), pesawat BBJ saja," tutur sumber tersebut.

Sumber: Kompas.TV/Tribunnews.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini