Menurutnya, hasil survei yang tinggi tidak menjadi tolak ukur seseorang untuk dicalonkan menjadi Presiden di Pilpres 2024.
Ia menegaskan, PDIP hanya akan memilih calon presiden yang benar-benar menjadi pilihan rakyat, dan bukan dari hasil survei.
Baca juga: Hasil Survei Charta Politika: Didominasi Kepala Daerah dan Menteri: dari Ganjar hingga Sandiaga
"Mas ganjar katanya layak jadi Capres atau punya hasil survei tinggi ya gapapa."
"Tapi yang utama di 2024, kita inginnya bukan presiden survei dan presiden hasil medsos (media sosial, red)."
"Tapi memang betul-betul presiden yang dipilih dari rakyat," ungkapnya.
Oleh karena itu, Arteria meminta agar publik bersabar dan tidak mengaitkan seakan Ganjar Pranowo dan Puan Maharani bersaing dalam Pilpres 2024.
"Jadi bersabarlah kami juga belum tahu siapa yang mau direkomendasi, tapi sudah dihadap-hadapkan seperti ini," jelasnya.
PDIP Lebih Banyak Pilih Ganjar Pranowo daripada Puan Maharani
Sebelumnya diberitakan Tribunnews, Lembaga Survei Nasional Charta Politika Indonesia merilis hasil survei terbarunya terkait dengan tingkat elektabilitas para tokoh atau pejabat politik di Indonesia.
Dari hasil tersebut, Ganjar Pranowo menjadi pejabat politik yang memiliki elektabilitas tertinggi menjadi Presiden masa mendatang. Ia bahkan mengalahkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya mengatakan, berdasarkan temuan pihaknya melalui survei itu nama Gubernur Jawa Tengah itu memiliki banyak pemilih.
Bahkan dominan kata dia, responden yang memilih Ganjar merupakan pemilih dari PDI-P.
Dengan begitu Ganjar juga mengalahkan ketua DPR RI sekaligus putri dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Baca juga: Gibran Pasang Baliho Puan karena Instruksi Partai: Strategi untuk Hentikan Langkah Ganjar di 2024?
"Pemilih PDIP paling banyak menjatuhkan pilihan kepada Ganjar Pranowo, sedangkan pemilih Gerindra paling banyak memilih Prabowo Subianto," kata Yunarto saat menyampaikan hasil surveinya secara daring, Kamis (12/8/2021).