News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Zulkifli Hasan: Demokrasi Indonesia Mundur Jika Masih Persoalkan Cebong-Kampret

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum DPP PAN, Zulkifli Hasan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menegaskan demokrasi Indonesia ibarat mengalami kemunduran jika masih terganggu dengan permasalahan kubu cebong dan kampret seperti beberapa waktu lalu.

Zulhas, sapaan akrabnya, mengatakan partainya menganut asas terbuka dan Pancasila, sehingga semua orang memiliki kesempatan sama dalam partainya, bahkan untuk menjadi ketua umum maupun menjadi menteri.

Dengan demikian, permasalahan terkait demokrasi tidak akan berkutat atau diperebutkan kelompok tertentu semata.

"Oleh karena itu, kalau kader PAN ada yang menjadi menteri atau menjadi presiden, semua orang boleh maju, tidak ada dari kelompok tertentu, harus dari kelompok ini, harus ada gelar ini," katanya.

"Seperti Indonesia hari ini, kita kembali ke masalah suku, agama, kampret, cebong, ini kita malah mundur."

"Kalau yang jadi menteri dari partai A, yang lain nggak boleh, hanya dari saya, kader tertentu, ormas tertentu, wah susah kalau seperti itu," ujar Zulhas, saat wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dan News Manager Tribun Network Rachmat Hidayat, Rabu (18/8/2021).

Baca juga: Pesan Zulhas Untuk Kader PAN: Bantu Masyarakat Sebisa Mungkin, Bila Tak Bisa, Jaga Akhlak dan Empati

"Susah kita maju, karena kita kembali seperti sebelum Indonesia merdeka, padahal kita sudah 76 tahun merdeka. Lihat dulu PAN ketika punya menteri, ahlusunnah wal jamaah, Muhammadiyah, dari habib, dari mana saja oke nggak ada problem, mau Islam, Kristen, Hindu, Buddha, silakan, yang penting punya prestasi dan kompetensi," imbuhnya.

Baca juga: Zulhas: Amien Rais Tak Tergantikan di PAN

Dia mencontohkan ketika Hatta Rajasa menjabat sebagai ketua umum PAN. Kala itu, Hatta disebutnya mewakili kaum Nahdlatul Ulama kultural.

Sementara kini, dirinya yang merupakan pengusaha UMKM pun dapat menjadi ketua umum.

"Saya ini pengusaha UMKM, bisa jadi ketua partai. Tidak harus kamu punya silsilah khusus, itulah PAN partai terbuka. Dan kami meyakini ini yang bisa mempersatukan bangsa kita yang beragam," kata Zulhas.

Baca juga: Wacana Amandemen Terbatas, Zulhas: Tidak Ada Pembahasan Presiden Tiga Periode

"Karena Indonesia ini terdiri dari pulau-pulau, iklim tropis, kita ini tidak bisa ekstrim-ekstriman, fanatik-fanatikan itu tidak bisa," ujarnya.

"Kita ini tengah, kepulauan, tropis, dingin sekali tidak, panas sekali tidak, sedang. Indonesia ini adanya tengah, kita kalau maju ya berada di tengah. Tidak bisa ini saya saja, ini saya saja, tarik kanan, tarik kiri, nanti ribut kita, ini yang terjadi hari ini," tegasnya.

Berikut wawancara khusus Tribun Network bersama Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan:

PAN digambarkan partai menengah yang solid. Tapi beberapa waktu lalu tokoh sentral dari PAN yaitu Amien Rais keluar dan mendirikan Partai Ummat. Apakah ini  mengganggu posisi PAN?

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini