"Saya dari bulan Januari, bahkan dari tahun kemarin, saya dan tim kami di Kemendikbud Ristek posisinya sudah jelas, secepat dan seaman mungkin semua anak harus balik sekolah, itu posisi kita sudah sangat jelas," kata Nadiem, Senin (23/8/2021).
Nadiem mengatakan bahwa pada saat sudah terjadi 30 persen anak-anak belajar tatap muka di sekolah, varian Delta dari Covid-19 melanda Indonesia. Hal ini membuat Nadiem dan Kemendikbud sedih.
Baca juga: Sekolah Tatap Muka Berlaku Dinamis, Tergantung Kondisi Wilayah
Lebih lanjut, Nadiem menjelaskan apa dampak dan risiko belajar jarak jauh bagi anak.
"Ini kita sudah ada penurunan capaian belajar, banyak anak putus sekolah, apalagi perempuan. Di berbagai macam daerah banyak learning loss yang dampaknya permanen," katanya.
"Kekerasan terjadi dalam rumah tangga, ini kita semua sudah tahu, semua kita adalah orang tua, atau anak, atau punya teman, yang sudah mengalami ketegangan melaksanakan PJJ, jadi ini harus segera kita akselerasi," lanjut Nadiem.
Nadiem memastikan sikap pihaknya tetap sama, yaitu agar PTM segera diterapkan sehingga kondisi psikologis anak bisa terjaga.
"Ini sudah terlalu lama kondisi psikologis anak kita dan kognitif learning loss anak kita sudah terlalu kritis, kita harus secepat mungkin membuka dengan protokol kesehatan yang ketat," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Reza Deni)
Baca berita lainnya terkait Pembelajaran Tatap Muka.