Dikatakannya, dakwah (ceramah) dan kajian semestinya dijadikan sebagai ruang edukasi.
Ia menuturkan, ceramah adalah media pendakwah untuk meningkatkan pemahaman publik terhadap agamanya.
Bukan untuk saling menghina keyakinan dan ajaran agama lainnya.
Apalagi, kata Yaqut, di masa pandemi Covid-19 ini, seluruh elemen masyarakat harusnya saling bersatu, bukan menimbulkan kegaduhan.
"Ceramah adalah media pendidikan, maka harus edukatif dan mencerahkan,” jelas dia.
“Di tengah upaya untuk terus memajukan bangsa dan menangani pandemi Covid-19, semua pihak mestinya fokus pada ikhtiar merajut kebersamaan, persatuan, dan solidaritas."
"Bukan melakukan kegaduhan yang bisa mencederai persaudaraan kebangsaan,” tambah Yaqut.
Ingatkan soal Moderasi Beragama
Lebih lanjut, Yaqut menyebut pihaknya saat ini terus bertekad mewujudkan penguatan moderasi beragama.
Adapun 4 indikator yang mendukung penguatan moderasi beragama ini.
Yakni, komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, serta penerimaan terhadap tradisi.
"Dalam konteks ceramah agama, penguatan terhadap empat indikator moderasi ini penting dan strategis."
"Agar para penceramah bisa terus mengemban amanah pengetahuan dalam menghadirkan pesan-pesan keagamaan yang selain meneguhkan keimanan umat, juga mencerahkan dan inspiratif,” tandasnya.
(Tribunnews.com/Shella Latifa/Fandi Permana)