Dari silsilah leluhur Jawa, Ki Ageng Gribig adalah cucu Prabu Brawijaya dari Kerajaan Majapahit, putra dari R.M. Guntur atau Prabu Wasi Jolodoro.
Secara Teknis Majelis AH akan menyiarkan langsung acara haul di laman Youtube.
Selain itu, panitia juga menyediakan dengan link zoom dibagi ke dalam 5 zona, yakni Zona 1 Sumatera, zona 2 Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat, Zona 3 Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, zona 4 Jawa Timur dan zona 5 Kalimantan dan Indonesia Timur.
Selain tradisi Ya Qowiyyu, selama ratusan tahun juga digelar acara pembagian apem kepada masyarakat sekitar.
Di tiap tahunnya Airlangga sejak kecil rutin menghadiri haul bersama ayahnya R Hartarto Sastrosoenarto (Menteri era Soeharto).
Sebelum masa pandemi, dalam setiap tahunnya ribuan masyarakat menghadiri acara tersebut.
Panitia haul juga melestarikan peninggalan Ki Ageng Gribig dengan membagikan kue apem dalam jumlah lebih dari 5 ton.
Apem tersebut bukan hanya dari panitia, tetapi warga yang mencintai sosok Kia Ageng Gribig juga turut membuat kue apem yang nantinya dibagika ke seluruh masyarakat.
Pembagian kue apem sendiri dilakukan sejak mendiang Ki Ageng Gribig hidup dan sepulang dari Makkah al mukaromah.
Kala itu karena oleh-oleh yang ia bawa dari Makkah tidak cukup untuk dibagikan kepada masyarakat, Kiai yang juga dikenal Syaikh Maulana Magribi itu meminta istrinya untuk membuat kue dengan sebutan apem.
Kata Apem sendiri diyakini berasal dari saduran kata arab Affan yang artinya memohon ampunan kepada Allah SWT.