Berbeda dengan Sinovac yang dikembangkan dari virus yang dilemahkan (inactivated viruses), platform mRNA bekerja dengan mengajari sel tubuh cara membuat protein untuk memicu respons imun yang akan menghasilkan antibodi.
Antibodi inilah yang akan melindungi tubuh dari infeksi virus SARS-CoV-2, sebagaimana dilansir Corona.jakarta.go.id.
Meski berbasis teknologi genetik, Anda tidak perlu khawatir, vaksin ini tidak akan mempengaruhi DNA manusia dengan cara apapun.
Untuk penyimpanannya, vaksin Pfizer memerlukan ultra-low temperature, yakni minus 90 sampai minus 60 derajat Celcius.
Vaksin Pfizer diberikan dengan cara injeksi sebanyak 2 (dua) dosis, dengan interval dosis 1 ke 2 adalah 21 hari.
Perlu diketahui, vaksin Pfizer telah disetujui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sudah mendapatkan WHO EUL (Emergency Use Listing) sejak Desember 2020.
Di Indonesia, vaksin ini telah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Vaksin Pfizer juga telah melewati proses quality control dari BioFarma dan BPOM sebelum digunakan.
Efikasi vaksin Pfizer mencapai 95 persen terhadap varian awal virus SARS-Cov-2.
Bahkan, tetap efektif melawan varian Covid-19 lain.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Larasati Dyah Utami)
Simak berita lain terkait Virus Corona