Ahmad Yani juga pernah berperang secara gerilya melawan Belanda dalam peristiwa agresi militer Belanda.
Kemudian, ia ditarik ke Kota Tegal, Jawa Tengah, setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia.
Prestasi Ahmad Yani membawanya untuk mengikuti kursus militer di Amerika Serikat atas perintah dari Presiden.
Ahmad Yani dipersiapkan menjadi calon Jenderal.
Kemudian, setelah ia selesai mengikuti kursus militer, ia bergabung ke Markas Besar TNI Angkatan Darat yang berlokasi di Jakarta dan menjadi staf umum Jenderal AH Nasution.
Ahmad Yani kemudian dilantik menjadi Panglima Angkatan Darat, menggantikan Jenderal AH Nasution.
Ia diculik oleh Resimen Cakrabirawa yang dipimpin Letnan Kolonel Untung pada 30 September 1965.
2. Mayor Jenderal Siwondo Parman
Mayor Jenderal Siswondo Parman lahir pada 14 Agustus 1918 di Wonosobo, Jawa Tengah.
Parman bekerja sebagai polisi militer pada masa pendudukan Jepang atau biasa disebut Kempeitai.
Kemudian, Parman bergabung di Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 1945.
Ia naik pangkat menjadi Staf Gubernur Militer di Jabodetabek yang berpangkat Mayor setelah beberapa tahun kemudian.
Parman pernah menggagalkan pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang dipimpin oleh Raymond Westerling.
Prestasinya tersebut membawanya dikirim untuk sekolah polisi militer di Amerika oleh pemerintah Indonesia.