News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

10 Pahlawan Revolusi Korban Pengkhianatan G30S, Tragedi Nasional Pembunuhan di Lubang Buaya

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah warga melihat beberapa tempat bersejarah di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta, Selasa (29/9/2015). Tanggal 1 Oktober merupakan Peringatan Hari Kesaktian Pancasila sekaligus mengenang korban peristiwa G30S/PKI khususnya tujuh pahlawan revolusi. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) - Berikut ini daftar 10 pahlawan revolusi korban pengkhianatan G30S yang merupakan tragedi nasional pembunuhan di Lubang Buaya.

Kemudian, Parman kembali ke Indonesia dan dijadikan asisten intelijen bagi KSAD Jenderal Ahmad Yani.

Pada 30 September 1965, Parman diculik oleh pasukan Resimen Cakrabirawa di kediamannya.

Baca juga: Sinopsis Film Pengkhianatan G30S PKI, Mengenang Peristiwa Kelam Pembunuhan Para Pahlawan Revolusi

3. Brigjen TNI Donald Isaac Pandjaitan

Brigjen TNI Donald Isaac Pandjaitan lahir di Balige, Sumatera Utara pada 9 Juni 1925.

Pandjaitan bergabung di TKR pada 1945 dan menjabat sebagai komandan batalyon.

Pada 1963, ia dikirim ke Amerika Serikat guna mengikuti kursus militer di Associated Command and General Staff College di wilayah Fort Leavenworth.

Pandjaitan juga sempat ditugaskan menjadi atase militer Indonesia di wilayah Bonn pada 1960.

Dua tahun kemudian, ia ditugaskan kembali sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat Jenderal AH Nasution di bagian logistik.

Kemudian pada 1 Oktober 1965 dini hari, Pandjaitan diculik oleh Resimen Cakrabirawa dan menjadi salah satu korban G30S.

Hingga sekarang, Pandjaitan telah dikenal sebagai pahlawan revolusi.

Baca juga: TV One dan MNC TV akan Tayangkan Film Pengkhianatan G30S PKI, Roy Suryo: Layak Diapresiasi

4. Mayjen M.T Haryono

Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono atau Mayjen MT Haryono lahir di Surabaya, Jawa Timur pada 20 Januari 1924.

MT Haryono sempat menempuh pendidikan di Ika Dai Gakko (Sekolah Tinggi Kedokteran) di zaman Jepang.

Namun, ia tidak tamat karena Jepang menyerah pada sekutu dalam perang Asia Timur Raya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini